When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Yuk, Kenali 7 Tanda Bayi Merasa Lapar

author
Isna Triyono
Selasa, 23 Oktober 2018 | 11:59 WIB
Shutterstock |

 

Bayi mulai menjilati bibir, menghisap jempol atau pakaian. Bisa jadi itu tanda bayi merasa lapar. Apa lagi, ya, tanda-tanda bayi lapar?

 

Bunda pasti tahu tips turun-temurun untuk mengetahui apakah bayi lapar, yaitu jika ditepuk lembut di pipi kanan atau kiri, bayi langsung refleks menghadapkan kepala ke arah tepukan.

 

Selain cara tadi, ada lagi, kok, tanda-tanda bayi mulai lapar. Dengan mengenali tanda-tanda tersebut, Bunda bisa memberinya susu sebelum ia menangis keras.

 

 Tanda-tanda awal bayi merasa lapar

 

  1. Menjilati bibir

Bayi seperti mengecap dan mengeluarkan suara seperti sedang mencicipi minuman yang tersisa di bibirnya.

 

  1. Menghisap tangan

Bayi menghisap tangan, lidah, kaki, atau pakaian merupakan refleks alami ia merasa lapar.

 

Baca juga: Ini 5 Arti Tangisan Bayi Yang Perlu Bunda Ketahui

 

  1. Mulut membuka dan menutup

Bunda pasti bisa mengenali gerakan kecil ini, yaitu ketika mulutnya membuka dan menutup seperti sedang mencari posisi nyaman menghisap puting di awal menyusui.

 

  1. Memutar kepala

Disebut juga rooting. Gerakan memutar kepala ini bukan seperti orang dewasa menengok ke kanan ke kiri, tetapi lebih seperti gelisah mencari sesuatu.

 

|

 

 Tanda-tanda bayi mulai kelaparan

 

  1. Kepala terayun seperti mengangguk-angguk

Gerakan ini sedikit lebih terlihat dibanding memutar kepala tadi di awal bayi merasa lapar.

 

  1. Rewel

Mulai mengeluarkan suara seperti ingin memangis dan gelisah.

 

  1. Menangis

Ini adalah tanda bahwa bayi sudah benar-benar kelaparan. Jika Bunda baru memberinya susu saat sudah menangis, bisa dikatakan terlambat karena menyusui bayi dalam kondisi menangis lebih sulit dan kurang nyaman.

 

 

Penulis Isna Triyono
Editor Hasto Prianggoro