When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Sahabat Jadi Bos di Kantor, Bagaimana Harus Bersikap?

author
Isna Triyono
Kamis, 25 Oktober 2018 | 17:32 WIB
SHUTTERSTOCK |

 

 

Tak disangka-sangka sahabat kamu jadi bos di kantor. Pertemanan kalian pun menjadi awkward. Sebaiknya harus bersikap bagaimana?

 

Ternyata perubahan status jabatan dalam pekerjaan bisa berpengaruh pada kondisi pertemanan. Yang awalnya ke mana-mana bareng, curi-curi waktu kerja untuk bergosip tentang bos, tapi sekarang sang sahabat justru dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi dari kamu. Otomatis, dia bos dan kamu jadi anak buahnya.

Pasti situasinya jadi kurang nyaman atau bahkan rasa cemburu. Enggak ada lagi cerita “kabur” atau “ngegosipin” atasan bareng. Namun, yang perlu digarisbawahi kamu toh tetap harus bersikap profesional dalam bekerja. Bagaimana caranya?

 

1.Pisahkan Urusan Pribadi dan Kantor

Jangan sakit hati jika suatu saat sahabat sebagai atasan menegur atau mengkritik kinerja kamu. Memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya di posisinya yang baru untuk mendistribusikan pekerjaan dan mengevaluasi hasil kerja bawahannya.

Jangan selalu dikait-kaitkan dengan urusan pribadi. Bersikaplah profesional, pisahkan mana yang urusan pribadi dan mana yang urusan kantor. Dengan cara ini, bisa jadi persahabatan kalian malah tetap berjalan.

2.Jaga Komunikasi

Banyak kebiasaan sehari-hari di kantor yang bakal berubah. Kamu mulai sulit mengatur waktu untuk lunch bareng, ruangan dia berbeda sehingga sulit bertegur sapa, atau bahkan ada jadwal khusus untuk bertemu dengannya. Ya, semua sudah menjadi risiko ketika sahabatmu jadi bos.

Alangkah baiknya jika kamu berlapang dada. Tetap berkomunikasi dengan baik padanya setiap ada kesempatan. Toh, bukan berarti kalian tidak bisa melakukan segala “kesenangan” bersama lagi, hanya saja porsinya berkurang dan mungkin melibatkan teman-teman lain.

3.Tunjukkan Dukungan

Mungkin dalam hati kecil kamu terlintas pertanyaan, kenapa dia yang dipromosikan? Sah-sah saja kok merasa sedikit iri lantas membandingkan dengan kinerja kamu. Tapi jangan sampai membuat kamu terus kepikiran dan malah menurunkan performa kerja.

Sebaliknya justru tunjukkan dukungan dengan tulus pada sahabatmu. Siapa tahu, ternyata dia juga mengalami perasaan yang kurang nyaman dan butuh banyak support dari kamu.

4.Hindari “Asas Manfaat”

Terkadang karena faktor kedekatan, kamu jadi sulit untuk menolak permintaan sahabat. Padahal permintaan tersebut seharusnya bukan menjadi tanggung jawab kamu. Kalau kondisinya begini sebaiknya kamu bersikap tegas dan menolak baik-baik.

Atau, bisa jadi justru kamu yang merasa punya “backing” kuat sebagai sahabat bos, sehingga mulai berani tidak disiplin bekerja. Nah, ini juga tidak benar ya. Bagaimana teman-teman lain menilai kamu?

5.Batasi Informasi

Kalau sebelumnya kalian selalu berbagi tentang informasi apapun terkait pekerjaan, lain halnya sekarang. Jadi jangan memaksa sahabat untuk membocorkan hal-hal yang tidak mungkin bisa kamu ketahui, misalnya bonus karyawan, kebijakan perusahaan, hasil evaluasi kerja, dan sebagainya.

Kamu juga tidak bisa seenaknya “mengadukan” rekan kerja lainnya kepada sahabatmu agar terlihat lebih hebat. Atau sebaliknya, menggosip soal atasan ke rekan kerja yang lain.

Penulis Isna Triyono
Editor Hasto Prianggoro