Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Ibu Hamil Kurang Cairan, Ini Bahayanya

author
Hasto Prianggoro
Jumat, 9 November 2018 | 08:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Ibu hamil ternyata harus lebih sering minum air. Berdasar survei, ibu hamil membutuhkan 2 gelas air lebih banyak dibandingkan orang dewasa lain.

“Jadi, butuh kurang lebih 2,5 liter cairan per hari. Ini untuk memproduksi air ketuban. Normalnya, manusia dewasa butuh 8 gelas air setiap hari, atau setara dengan 2 liter air,” kata Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG, MPH, Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) pada The 2nd Indonesian Hydration & Health Conference (IH2C) yang diselenggarakan IHSW dan Danone Aqua, Rabu (7/11) di Jakarta.

Jumlah air ketuban memang sangat memengaruhi kondisi kehamilan. Jika air ketuban sangat kurang, kondisi ini disebut oligohidramnion, pertumbuhan bayi tidak akan maksimal.

Efek sampingnya bisa bermacam-macam, antara lain janin bisa tidak berkembang, janin kecil, kelainan anatomi atau bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat, termasuk perkembangan otaknya terhambat. Bahkan, ujung-ujungnya bisa mengakibatkan kematian bayi di dalam rahim.

Baca juga: 5 Karakter Menyeramkan Halloween Ternyata Karena Penyakit

Jika kekurangan air ketuban terjadi di awal kehamilan, janin bisa meninggal di dalam rahim. Kalau terjadi pada pertengahan atau akhir kehamilan, bayi harus dilahirkan segera. Ketika jumlah air ketuban cukup, maka janin dapat bergerak aktif sehingga bagus bagi pertumbuhannya.

SHUTTERSTOCK |

Selain ibu hamil, ibu menyusui juga harus memperhatikan asupan cairan. Berbeda dengan ibu hamil, ibu menyusui harus minum cairan 3 gelas lebih banyak per hari, yakni sekitar 2,7-2,8 liter per hari. Cairan ini dibutuhkan untuk memproduksi air susu.

Baca juga: 8 Waktu Terbaik Minum Air Putih

Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak butuh 6 gelas air per hari. Pada anak, harus diwaspadai kemungkinan anak termasuk low drinker, artinya kurang asupan cairan. Disebut low drinker jika asupan cairan per hari kurang dari 1,2 liter.

Jika selama puluhan tahun anak mengalami low drinker, di masa dewasa atau usia produktif anak berisiko menderita berbagai penyakit seperti gagal ginjal kronis, diabetes mellitus, serta berbagai penyakit kardiovaskular.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Ratih Sukma Pertiwi