To her, the name of father was another name for love.
Fanny Fern

Jerawat Picu Depresi, Ini Fakta dan Cara Mengatasinya

author
Ratih Sukma Pertiwi
Rabu, 28 November 2018 | 18:00 WIB
SHUTTERSTOCK |

 

Banyak faktor yang menyebabkan depresi, dan ternyata salah satunya adalah jerawat.

Berdasarkan data dari National Institute of Mental Health, depresi merupakan gangguan mental yang lumrah di Amerika Serikat. Tahun 2016 saja ada 16,2 juta orang dewasa di AS yang terkena depresi.

Banyak faktor yang menyebabkan depresi. Namun menariknya, salah satu penyebab depresi adalah jerawat.

Data tersebut senada dengan temuan studi terbaru dari British Journal of Dermatology, yaitu perempuan dan laki-laki berjerawat memiliki risiko depresi yang lebih besar ketimbang yang tidak berjerawat.

Penelitian kesehatan selama lebih dari 15 tahun ini melibatkan hampir 2 juta orang di Inggris. Hasilnya, probabilitas orang berjerawat yang terkena depresi sebanyak 18,5%, sedangkan yang tidak berjerawat sekitar 12%.

Baca juga: Kesal Karena Jerawat? Coba 4 Jenis Acid Ini!

Benarkah jerawat bukan hanya masalah gangguan kulit?

Dari pengalaman menangani pasien-pasiennya, ahli bedah plastik di New York, Dr. Peter Schmid, mengakui  jerawat sangat bisa berpengaruh pada kesehatan mental, terutama pada remaja.

“Di masa remaja, kepercayaan diri sangat berhubungan dengan penampilan. Dan rasa insecure ini terbawa hingga mereka dewasa sehingga muncul depresi, kecemasan, ketakutan,” papar Schmid.

Baca juga: Kulit Purging atau Breakout? Ini Bedanya

SHUTTERSTOCK |

Schmid memberikan tiga tips sederhana untuk mengatasi jerawat:

  1. Ketahui dan jauhi penyebab jerawat, apakah karena hormonal, genetis, gaya hidup, atau diet.
  2. Jangan malas membersihkan wajah dua kali sehari dengan produk pembersih yang berkualitas.
  3. Stop kebiasaan sering memegang wajah, menempelkan layar ponsel ke pipi, atau tidak rutin mengganti sarung bantal.
Penulis Ratih Sukma Pertiwi
Editor Ratih Sukma Pertiwi