We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare our children for the future.
Franklin D. Roosevelt

Ngobrolin Perceraian Atau Musibah Ke Anak, Ini 7 Tipsnya

author
Hasto Prianggoro
Kamis, 29 November 2018 | 16:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Normal jika Bunda merasa tak nyaman membicarakan topik berat seperti kematian, perceraian, seks, atau bencana dunia ke anak. Padahal, membicarakan topik-topik berat seperti ini bersama si Kecil justru bisa membantu hubungan orang tua dan anak, selain membuat anak paham tentang persoalan kehidupan.

Selain itu, jika Bunda membuka ruang komunikasi tentang topik-topik ini ke anak, anak akan merasa ia bisa ngobrol kapan saja dan apa saja dengan Bundanya. Dan ini bagus. Anak akan tahu bahwa Bunda akan selalu ada untuk meredakan kecemasannya akibat satu topik. Misalnya soal bencana alam. Nah, agar Bunda siap untuk berbincang tentang topik-topik berat pada anak, ikuti 7 tips berikut.

1.Sampaikan sendiri ke anak

Berita-berita sedih atau menakutkan, seperti sakit, kematian, perceraian, dan sebagainya, sebaiknya Bunda sampaikan sendiri ke anak, daripada anak mendengar dari teman atau orang lain yang bisa jadi tak bertanggungjawab.

2.Pilih waktu yang tepat

Kapan menyampaikan atau ngobrol tentang satu topik berat dengan anak sebaiknya diperhatikan. Pilih saat dimana Bunda dan si Kecil sama-sama sedang rileks. Jika memungkinkan, pilih tempat yang nyaman.

3.Bahasa sederhana

Jelaskan topik dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti anak. Pikirkan usia anak ketika membicarakan hal-hal seperti kematian, misalnya.

4.Sampaikan dengan jujur

Bunda harus jujur menyampaikan sebuah topik. Misalnya tentang perceraian. Katakan, “Ketika orang bercerai, itu artinya mereka tidak tinggal bersama lagi. Tapi bukan berarti mereka tidak sayang lagi sama anak-anak mereka, lho. Mereka tetap sayang dan bisa bertemu kapan saja, kok.”

| SHUTTERSTOCK

5.Anak butuh waktu

Untuk mencerna penjelasan tentang sebuah topik, anak butuh waktu. Beri tahu anak bahwa ia boleh bertanya kapan saja jika belum jelas. Bunda boleh misalnya kembali menyinggung topik yang sudah dibahas di minggu berikutnya.

6.Dengarkan apa yang dikatakan anak

Dengarkan anak baik-baik begitu Bunda membuka pembicaraan. Tatap matanya, tanyakan perasaannya untuk meyakinkan bahwa Bunda memahami apa yang ia sampaikan.

Baca juga: 7 Tips Mencari Sekolah yang Tepat Untuk Anak

7.Bersikap tenang

Anak biasanya mencontoh reaksi orang tua terhadap satu topik yang sedih atau sulit. Jadi, Bunda sebaiknya bersikap tenang, namun bukan berarti tak boleh mengekspresikan emosi untuk satu topik tertentu. Misalnya menunjukkan ekspresi sedih saat berbicara tentang kematian.

Yang tak kalah penting, orang tua sebaiknya update dengan topik-topik terkini yang tengah jadi perbincangan baik di lingkungan dekat maupun di masyarakat. Anak sekarang sudah jauh lebih cepat menerima informasi karena keberadaan internet.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro