To her, the name of father was another name for love.
Fanny Fern

6 Mitos Tentang Diabetes Yang Wajib Diketahui

author
Hasto Prianggoro
Jumat, 30 November 2018 | 18:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Diabetes terjadi ketika kadar gula darah lebih tinggi dari kadar normal. Diabetes yang paling banyak diderita adalah Diabetes tipe 2. Berikut 6 mitos dan fakta tentang diabetes.

Mitos 1: Diabetes disebabkan oleh konsumsi gula

Fakta: Semua diet tinggi kalori, entah dari gula atau sumber makanan lain, memberi kontribusi terhadap peningkatan berat badan. Nah, kenaikan berat badan inilah yang meningkatkan risiko terkena Diabetes tipe 2.

 

Mitos 2: Orang dengan diabetes tidak boleh makan cokelat atau permen.

Fakta: Orang dengan diabetes boleh, kok, makan cokelat dalam porsi kecil dan tidak terlalu sering. Konsumsi gula secara berlebih memang akan meningkatkan risiko terkena Diabetes tipe 2.

 

Mitos 3: Orang dengan diabetes tidak memproduksi cukup insulin.

Fakta: Pada diagnosa awal, orang dengan diabetes tipe 2 sebetulnya mempunyai cukup insulin. Tapi, insulin ini tidak bekerja sempurna dalam membantu sel tubuh menyerap gula dari makanan. Hasilnya, pankreas akan berhenti memproduksi insulin sehingga dibutuhkan suntikan insulin.

| SHUTTERSTOCK

Baca juga: Gula Sebabkan Diabetes? Ini 8 Faktanya

 

Mitos 4: Orang dengan diabetes lebih sering terserang flu.

Fakta: Semua orang memiliki risiko terserang flu atau penyakit lain yang sama. Namun, sakit seperti flu akan membuat diabetes lebih sulit ditangani.

 

Mitos 5: Diabetes tak menunjukkan gejala.

Fakta: Beberapa orang dengan diabetes tipe 2 menunjukkan sedikit gejala sehingga tak terdeteksi. Tapi sebagian yang lain menunjukkan gejala. Gejala-gejala umumnya antara lain selalu merasa haus, sering buang air kecil, merasa lapar meskipun baru saja makan, pandangan kabur, dan luka yang tak cepat sembuh.

 

Mitos 6: Orang dengan diabetes harus diamputasi.

Fakta: Diabetes memang bisa menyebabkan komplikasi fatal, seperti buta, penyakit ginjal, luka sehingga harus diamputasi, penyakit jantung, dan stroke jika tidak dikontrol. Risiko ini bisa dikurangi dengan rutin mengontrol gula darah. Deteksi dini, tes urine, serta tes penglihatan juga membantu mengurangi risiko terjadinya komplikasi.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro