Anak-anak sekarang lebih cuek pada lingkungan dan sibuk dengan diri sendiri. Apalagi kalau sudah memegang gadget. Padahal, anak perlu memiliki rasa empati untuk menjalani kehidupan sosialnya kelak. Berikut tips membangun empati anak seperti disampaikan Michele Borba, EdD, dalam bukunya, UnSelfie: Why Empathetic Kids Succeed in Our All-About-Me World.
1. Makan bersama
Di era texting seperti sekarang, anak tak selalu bisa mengenali gestur atau intonasi suara. “Orang tua sebaiknya menjadwalkan waktu berkumpul bersama anak-anak, misalnya pada waktu makan malam di rumah. Ngobrol tatap muka tanpa kehadiran gadget, supaya masing-masing bisa mendengar dan melihat ekspresi lawan bicara,” kata Borba.
2. Bikin "mission statement" keluarga
Katakan pada anak, “Ayah dan Bunda kepengin kita semua bisa menjadi orang baik, selalu care sama orang lain dan bertanggung jawab.” Tulis besar-besar lalu tempelkan pada kulkas agar anak selalu membaca dan mengingat “misi keluarga” tersebut.
3. Menjadi orang lain
Ajari anak untuk bertanya, “Apa yang kurasakan seandainya aku jadi orang itu?” Tanyakan ini saat Bunda mendisiplinkan anak. Ketika anak menonton program TV, misalnya cerita tentang seseorang yang tengah mendapat kesulitan, tanyakan, “Apa yang orang itu butuhkan untuk menyelesaikan kesulitannya?”
4. Bacakan dongeng
Kenalkan anak pada dongeng atau buku-buku cerita yang mengandung pesan moral, misalnya dongeng tentang binatang atau cerita-cerita lainnya. Beri ia reward jika mau membaca dongeng atau cerita-cerita semacam itu, misalnya dengan mengajaknya ke toko buku.
5. Orang tua memberi contoh
Jika orang tua bersikap baik dan memperlihatkan empati, lama kelamaan ini akan menjadi kebiasaan yang akan ditiru anak. Kebiasaan untuk berempati pada orang lain ini akan membantu anak mengembangkan empati dan sikap menyayangi sesama.
Baca juga: Parenting Case: 3 Cara Menyenangkan Ajarkan Anak Berhitung
6. Cara menyelesaikan masalah
Sengitnya iklim kompetisi di berbagai bidang sudah mulai dirasakan anak sejak kecil. Oleh karenanya, anak dituntut untuk bisa mencari solusi atas masalah yang ia hadapi. Bunda bisa membantu anak belajar menyelesaikan masalah sekaligus membangun empati melalui permainan. Misalnya permainan peran. Jika anak terbiasa menyelesaikan masalah dengan empati, maka ia akan menjadi pemenang di era kompetitif ini.
7. Tarik napas dalam-dalam
Anak mesti belajar mengelola emosi, karena ketika emosi tidak terkontrol, orang cenderung tidak bisa berempati. Ajari anak mengendalikan emosi dengan, misalnya, menarik napas dalam-dalam setiap kali merasa marah, tertekan, atau kecewa.