Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Penampilan Fisik Bukan Topik Basa-Basi

author
Puty Puar
Minggu, 23 Desember 2018 | 10:00 WIB
Puty Puar/Instagram |

 

“Wah, makin gemuk aja nih sekarang? Susunya cocok ya?”

Saya yakin sapaan di atas adalah hal yang lumrah kita dengar, bahkan dari lawan bicara yang tidak terlalu akrab dengan kita. Tentu saja bagi sebagian orang, sapaan ini sama menyebalkannya dengan sapaan, “Wah, sendirian aja? Kapan nikah?”

LAH SIAPA ELO AKRAB BENER NANYA-NANYA RENCANA HIDUP GUE?

Saya pribadi bukan orang yang sensitif untuk hal seperti ini. Kalau ada yang mengomentari tubuh saya, biasanya saya akan timpali dengan bercanda, “Iya nih, makin makmur dan bahagia sih.” Beberapa kali saya ditanya oleh ibu-ibu arisan, “Wah, Mbak Puty makin gemuk ya!” atau bahkan dituduh hamil lagi. Saya pikir ini adalah motivasi diet yang tepat.

Namun sebetulnya, saya sering bertanya-tanya dalam hati, kenapa sih ada orang yang merasa harus mengomentari penampilan orang lain? (Atau bahkan anak orang lain?)

“Wah, anaknya kurus ya.”

Mungkin ada yang menganggap pernyataan tersebut biasa saja, namun bayangkan jika ini ditujukan kepada ibu yang anaknya baru saja sakit dan sedang nggak mau makan, padahal hari itu sang ibu sudah berusaha sekuat tenaga memasak beberapa menu dengan harapan ada yang anaknya mau. Pernyataan yang mungkin hanya diucapkan beberapa detik ini bisa mempengaruhi si ibu sampai berhari-hari loh.

Ada yang pernah bilang, “Ya, namanya juga basa-basi, Mbak, nggak usah dimasukkan ke dalam hati.” Namun saya pikir, mungkin orang-orang suka mengomentari penampilan orang lain karena memang hal tersebut yang paling awal nampak dan paling dangkal. Topik ini memang tidak memerlukan proses berpikir yang panjang; apa yang lihat, itu yang keluar dari mulut. Padahal tubuh setiap orang merupakan hal yang sangat pribadi bukan?

Ada banyak kok topik pembicaraan yang berkualitas, inspiratif dan ‘empowering’, misalnya:

  • Sedang menekuni hobi apa?
  • Lagi rutin olahraga apa?
  • Hal menarik apa yang terakhir dibaca?
  • Tempat menarik apa yang dikunjungi bersama keluarga?
  • Kopi enak yang terakhir dicoba?

Memang topik-topik ini membutuhkan kedekatan yang lebih dalam, wawasan yang lebih luas dan proses berpikir yang lebih panjang. Jika memang menurut kita topik-topik ini cocoknya dibicarakan dengan orang-orang yang kita rasa sudah ‘akrab’, yuk pikir lagi, apakah jika bahkan kita tidak cukup akrab untuk bicara soal film apa yang terakhir kita tonton atau buku apa yang terakhir kita baca, apakah pantas kita mengomentari berat badan atau bentuk tubuh lawan bicara kita?

Yuk, lebih banyak berpikir sebelum memulai percakapan, karena penampilan fisik seseorang bukanlah hal yang pantas kita jadikan bahan basa-basi.

Puty Puar |

Puty Puar |

 

 

 

Puty Puar, untuk campaign #SudahiShaming yang diinisiasi oleh Kanya.id

Mom, illustrator, blogger

@byputy

 

Penulis Puty Puar
Editor Ratih Sukma Pertiwi