You are beautiful because you let yourself feel, and that is a brave thing indeed.
Shinji Moon

Plus Minus Bayi Tidur Telentang

author
Isna Triyono
Kamis, 20 Desember 2018 | 10:00 WIB
SHUTTERSTOCK |

Sangat penting untuk mengetahui posisi yang baik dan buruk untuk bayi tidur. Apalagi untuk kamu yang baru menjadi ibu pertama kalinya.

Hampir semua bayi, pasti posisi tidurnya adalah telentang dan wajah menghadap ke atas.

Tapi tahukah kamu, posisi tidur telentang bagi bayi juga ada plus minusnya.

Baca juga: Cara Memijat Bayi Untuk Pemula

Plus

- Hampir semua bayi yang lahir sehat, posisi tidurnya adalah telentang. Posisi ini dapat mengurangi risiko sindrom kematian mendadak pada bayi atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) karena membuat saluran udara tetap terbuka.

- Menurut The US National Institute of Child Health and Human Development (NICHD), telentang adalah posisi tidur terbaik bagi bayi.

- American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar bayi tidur dalam posisi telentang sejak tahun 1992 dan tingkat SIDS turun lebih dari 50% di Amerika. Posisi tidur telentang bagi bagi kemudian dikampanyekan sebagai ‘safe to slepp.’

Baca juga:  Menindik Ketika Masih Bayi, Ini yang Harus Diperhatikan

Minus

- Bayi yang lebih banyak menghabiskan waktu tidurnya dengan posisi telentang berisiko mengalami plagiocephaly (kasus kepala pipih) atau brachycephaly (tulang belakang tengkorak rata). Bentuk kepalanya akan menjadi normal pada saat bayi berusia 1 tahun dan biasanya jarang diperlukan perawatan.

- Untuk menghindari plagiocephaly dan brachycephaly, perbanyak waktu bayi untuk tengkurang saat ia terbangun.

- Pilih bantal khusus bayi yang bagian tengahnya lebih tipis.

- Sebaiknya bayi lebih banyak dipeluk atau digendong saat terbangun daripada diletakkan terus-menerus di carseat atau playmate.

- kamu juga bisa mengubah posisi tidur bayi sehingga bayi tidak selalu melihat hal yang sama dalam satu arah.

Sementara itu, bayi tidur dengan posisi menyamping sangat tidak dianjurkan karena meningkatkan risiko kematian mendadak.

 

 

 

Penulis Isna Triyono
Editor Isna Triyono