To her, the name of father was another name for love.
Fanny Fern

Bikin Mewek, Perempuan Ini Pilih Menunda Pengobatan Kanker Demi Janinnya

author
Hasto Prianggoro
Jumat, 21 Desember 2018 | 16:00 WIB
| FACEBOOK/ELIZABETH JOICE

Hidup ini memang pilihan. Tapi, pilihan yang dihadapi Elizabeth Joice adalah pilihan yang sangat berat. Mengobati kanker yang menggerogoti tuuhnya atau mempertahankan kehamilannya. Ia memilih yang kedua. 

Musim panas 2013, hati Liz dan suaminya, Max, berbunga-bunga. Pasalnya, Liz dinyatakan hamil. Kahamilan yang sangat mereka tunggu-tunggu. Namun, satu bulan berikutnya, giliran berita buruk yang datang. Kanker yang 3 tahun lalu ia lawan habis-habisan dan Sudah dinyatakan hilang dari tubuhnya, kini muncul kembali.  

| FACEBOOK/ELIZABETH JOICE

Elizabeth pertama kali didiagnosa mengidap kanker tahun 2010. Ia kemudian menjalani operasi dan serangkaian kemoterapi sampai kemudian dinyatakan bebas dari kanker.

Liz dihadapkan pada pilihan sulit, hidup atau mati. Menggugurkan janin di rahimnya dan menjalani pengobatan kanker, mengobati kanker sambil mempertahankan kehamilan, atau menunda pengobatan kanker dan meneruskan kehamilan.

| FACEBOOK/ELIZABETH JOICE

Elizabeth pertama kali didiagnosa mengidap kanker tahun 2010. Ia kemudian menjalani operasi dan serangkaian kemoterapi sampai kemudian dinyatakan bebas dari kanker. Liz dan Max sangat menginginkan seorang anak, tetapi dokter mengatakan peluang Liz untuk hamil sangat kecil. Tapi Tuhan berkehendak lain. Liz dan Max membuktikan bahwa dokter salah.

 

Baca juga: 20 Tahun Lalu Jadi Pasien, Kini Perawat di RS Yang Sama

 

Liz dinyatakan positif hamil. “Punya anak merupakan hal terpenting bagi Liz,” kata Max. Tapi Liz juga sadar, kehamilannya merupakan satu-satunya kesempatan ia punya anak. Dihadapkan pada pilihan yang sulit, Liz  memutuskan menunda pengobatan kankernya dan memilih mempertahankan kehamilannya. Dokter sebetulnya bisa mengangkat sel kanker selama masa kehamilan Liz, tetapi mereka tidak bisa menemukan lokasi penyebaran sel kanker karena MRI tidak bisa dilakukan.

| YOUTUBE

Elizabeth menjalani operasi caesar bulan Januari 2014, lebih cepat dari perkiraan lahir normal bulan Maret, agar penanganan kankernya bisa dipercepat. Sayangnya, sel kanker sudah menyebar luas ke seluruh tubuh.

Semuanya pun terlambat. Keluarga dekat Liz dan Max menulis, “Si Kecil Lily lahir dengan selamat dan sehat. Liz, Max, dan seluruh keluarga besar kini menghadapi dilema, merayakan kehadian si kecil Lily, tapi juga menghadapi kenyataan bahwa Liz saat ini dalam kondisi sakit parah.”

| YOUTUBE

Selama 6 minggu, Liz berjuang melawan kanker. Liz berjuang hebat untuk kehidupan yang ia impikan bersama keluarga dan si kecil Lily. Namun, perjuangan Liz harus berakhir. Ia menyerah dan tak bisa lagi melawan. Tanggal 9 Maret 2014 pagi, Liz menghembuskan napas terakhir dalam pelukan sang suami, Max. Ia meninggal satu minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-37.

 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro