Love as powerful as your mother’s for you leaves its own mark to have been loved so deeply .. will give us some protection forever.
J.K. Rowling

Anak Mulai Hobi Mendebat, Siapkan 6 Jurus Ini

author
Hasto Prianggoro
Sabtu, 5 Januari 2019 | 19:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Di usia 4-5 tahun, anak mulai suka mendebat perkataan orang tua. Sebetulnya ini wajar, karena selain kemampuan komunikasi dan penguasaan vocabulary yang sudah makin sempurna, anak juga mulai percaya diri untuk “memenangkan” setiap debat alias adu argumen.

Apa yang harus dilakukan orang tua? Berikut 6 strategi untuk mengurangi perdebatan dengan si Kecil.

1.Bikin Aturan

Anak harus tahu bahwa ada beberapa hal yang tak bisa dinegosiasikan. Persoalan safety, misalnya tidak boleh bermain api di dalam rumah atau tidak boleh menyeberang jalan sendirian, adalah contoh hal-hal yang wajib hukumnya untuk dipatuhi tanpa argumen.

Bunda juga bisa menerapkan aturan untuk hal-hal yang berkaitan dengan rutinitas sehari-hari seperti jam makan, jam tidur, mematikan lampu kamar. Jika ia mencoba berargumen saat dilarang menyalakan TV saat masuk waktu tidur, tak perlu menanggapinya dengan diskusi. Cukup Matikan TV dan lampu.

Baca juga: 7 Tips Hindari Stres Hadapi Morning Routine

2.Beri Insentif

Untuk beberapa situasi, anak butuh insentif sebagai bentuk reward. Misalnya ia boleh memilih donut kesukaan ketika tak membuat ulah saat diajak berbelanja ke supermarket. Buat sistem poin untuk semua perilaku positif dan negatifnya. Misalnya jika anak selalu bangun pagi sebelum jadwal, beri ia 5 poin. Setelah mencapai 25 poin, ajak ia membeli cokelat kesukaan di akhir pekan.

3.Katakan Dengan Lembut

Pendekatan yang langsung dan tenang akan membantu mengurangi konflik maupun perdebatan. Jadi, alih-alih berteriak meminta si Kecil tidur, lebih baik datangi kamarnya dan beri tahu dengan lembut bahwa sudah waktunya tidur. Gunakan kalimat yang langsung, bukan saran atau pertanyaan. 

4.Biarkan Untuk Hal Yang Remeh

Untuk hal-hal kecil, tak perlu menghabiskan energi berdebat dengan si Kecil. Misalnya anak ke sekolah dengan tas lama ketimbang tas barunya. Selama tidak sering dan tidak membuat anak mau menang sendiri, tidak apa-apa membiarkan anak dengan pilihannya.

| SHUTTERSTOCK

5.Bertindak Dulu, Bicarakan Nanti

Jika anak mulai mendebat, Bunda bisa menunda perdebatan dengan mengatakan, “Besok kita bicarakan lagi, ya.” Contoh, anak menolak membereskan mainan karena sang adik juga tidak melakukan hal serupa, tetap minta anak membereskan mainannya seraya mengatakan bahwa Bunda akan membicarakannya besok.

6.Beri Contoh

Argumen si Kecil seringkali muncul dari rasa marah dan frustrasi. Jadi, orang tua sebaiknya membantu dengan memberi contoh bagaimana menangani emosi-emosi tersebut. Misalnya, ketika seseorang memotong antrean di kasir supermarket, Bunda tak perlu menegur orang tersebut. Kepada anak yang melihat kejadian itu, katakan, “Bunda marah tapi Bunda tahan. Bunda tarik napas aja dalam-dalam selama 5 hitungan supaya marah hilang.”

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro