Bukannya mengikuti apa yang diperintahkan, eh, si Kecil justru menirukan kalimat Bunda sambil memencongkan mulutnya. Pasti Bunda pernah mengalaminya, bukan?
Jika ini dilakukan sesekali, sih, tidak masalah dan malah terlihat lucu. Tetapi jika si Kecil jadi hobi menirukan ucapan atau perintah orang tua, bisa-bisa emosi naik ke kepala. Apa yang bisa dilakukan?
1. Jika si Kecil menirukan perintah tetapi tetap melakukan apa yang Bunda perintahkan, abaikan saja, tak perlu diingatkan atau dimarahi. Yang penting apa yang dilakukan anak tidak merusak atau terkesan melawan.
2. Jika si Kecil mengikuti instruksi tetapi sambil menirukan balik perintah Bunda, tetap beri ia pujian karena sudah melakukan yang Bunda minta. Bunda bisa menjelaskan kemudian bahwa ia boleh kesal karena disuruh melakukan ini-itu, tetapi membantah atau melawan orang tua adalah hal yang tidak baik.
Baca juga: Terlalu Berharap Pada Si Kecil, Ini Dampak Buruknya
3. Jika respons si Kecil sudah membahayakan dirinya dan orang lain, Bunda harus mencermati dan mengingatkannya dengan hati-hati. Misalnya, si Kecil marah sambil melempar-lemparkan benda.
4. Jangan memberi respons yang impulsif. Biarkan si Kecil tenang lebih dulu, setelah itu beritahu bahwa menirukan omongan orang tua itu tidak baik. Katakan dengan tenang, mana perilaku yang bisa diterima dan mana yang tidak.
5. Beri anak batasan dan beri tahu konsekuensinya jika melanggar batasan tersebut. Tetapi ingat, jangan mengancam anak. Cukup sampaikan bahwa jika mereka mendebat atau menirukan ucapan Bunda, mereka tidak diperbolehkan membeli es krim atau menonton film favorit.
6. Daripada memakai kalimat perintah, lebih baik gunakan kalimat seperti, “Bunda pengin kamu bisa lebih rapih ketika makan di meja makan.”
7. Yang tak kalah penting, coba introspeksi diri, bagaimana sikap Bunda ketika menghadapi anak atau orang lain? Apakah juga kasar, tidak sopan, atau sebaliknya, bersikap halus? Jika ternyata Bunda juga berlaku kasar terhadap orang lain, sebaiknya segera ubah perilaku tersebut.