Stres ternyata tak hanya milik orang dewasa. Anak batita pun bisa mengalami stres. Beberapa gejala yang menunjukkan anak sedang mengalami stres antara lain mendadak jadi tantrum, kesulitan belajar, mengompol, keterampilan verbal kurang, berperilaku agresif, sulit bergaul dengan teman-temannya, suka mencari perhatian, menangis menjadi-jadi atau berteriak, sulit tidur, dan mimpi buruk. Stres pada anak bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Berpisah dari orangtua
Anak cemas dan stres saat mulai masuk sekolah karena takut ditinggal orangtua atau pengasuhnya. Stres bisa muncul karena anak tidak mendapat support saat memasuki lingkungan yang baru.
Baca juga: Anak Suka Menirukan Omongan Orang Tua, Ini Yang Harus Dilakukan
2. Tekanan sosial
Biasanya stres akibat tekanan sosial lebih banyak berpengaruh pada anak yang lebih tua, tetapi anak-anak usia 3-5 tahun pun bisa saja kesulitan saat berbaur dengan lingkungan baru di sekolah. Akibatnya, mereka jadi malu dan menarik diri.
3. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah sangat berpengaruh bagi kebiasaan dan perilaku anak. Anak-anak yang di rumahnya penuh dengan atmosfer tidak kondusif bisa mengalami stres. Contohnya perceraian orangtua, kehilangan orang dekat misalnya orangtua atau kakek, mendapat perilaku kekerasan dari orang di rumah.
4. Faktor lain
Penyebab lain anak stres misalnya terpapar materi yang mengganggu seperti adegan kekerasan di gadget maupun TV, sakit, atau kurangnya kasih sayang orangtua. Stres yang dialami orangtua, ibu khususnya, juga bisa menular ke anak.
Untuk membantu mengatasi stres yang dialami anak, dampingi dan yakinkan anak bahwa ia aman berada di dekat Bunda. Bicaralah dengan lemah lembut kepada anak untuk mencegah stresnya bertambah dan bantu anak untuk mengekspresikan perasaannya. Yang pasti, stres merupakan bagian dari kehidupan yang pasti akan dialami anak, jadi bantu anak menghadapinya dengan penuh kasih sayang.