Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

4 Tipe Pola Asuh Anak, Bunda Termasuk Yang Mana?

author
Hasto Prianggoro
Kamis, 17 Januari 2019 | 14:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Ada berbagai gaya parenting atau tipe pola asuh yang diterapkan orang tua. Empat tipe pola asuh di bawah ini merupakan yang paling populer sekarang ini.

1. Attachment parenting

Tipe ini biasanya digunakan pada bayi dan anak usia prasekolah, meskipun tak jarang juga masih dipakai pada anak usia sekolah. Anak selalu disuapi, dipakaikan baju, dan ditemani tidur merupakan beberapa contoh tipe parenting ini.

Beberapa orang tua bahkan masih tidur bersama anak hingga anak masuk sekolah dasar. Menurut Attachment Parenting International, tujuan tipe pola asuh ini adalah anak selalu merasa aman, menjalin komunikasi yang tanpa kekerasan, dan penerapan disiplin yang positif.

Kelebihan gaya parenting ini adalah anak selalu merasa aman karena orang tua selalu berada di sisinya. Tetapi, gaya parenting ini memiliki kekurangan yaitu anak menjadi terlalu bergantung pada orang tua.

| SHUTTERSTOCK

2. Helicopter parenting

Prinsip tipe pola asuh ini adalah melindungi anak. Orang tua sangat overprotektif dan terlibat dalam semua aspek kehidupan anak. Orang tua juga mengambil alih tanggung jawab anak, bahkan untuk urusan sukses dan gagal. Anak tak pernah lepas dari pengawasan mereka.

Kelebihan tipe pola asuh ini adalah anak selalu terlindungi. Kekurangannya, anak tak punya kebebasan untuk menentukan sendiri semua urusannya. Anak juga tidak memiliki kesempatan untuk belajar tentang hidup.

3. Free-range parenting 

Gaya parenting ini merupakan kebalikan dari helicopter parenting. Istilah ini lahir dari buku berjudul Free-Range Kids: How to Raise Safe, Self-Reliant Children karangan Lenore Skenazy.

Orang tua memberi kebebasan penuh kepada anak-anaknya, bahkan cenderung terlalu bebas dibandingkan usia anak. Tujuannya, anak belajar tentang kehidupan dan mandiri.  Misalnya, anak dibiarkan berangkat dan pulang sekolah sendiri meskipun kondisi jalanan padat dan ramai.

Kelebihan tipe parenting ini adalah anak sejak dini belajar mandiri, independen, dan memahami arti reiiko. Kekurangannya, terkadang anak masih terlalu muda, baik dari segi usia maupun kematangan mental, untuk menjadi mandiri.

Baca juga: Keterampilan Harus Diajarkan, Berikut Tips Buat Orangtua

4. Tiger parenting

Tipe ini menerapkan pola asuh yang keras. Orang tua membuat aturan yang sangat ketat, seperti anak dilarang bermain gadget atau video games, dilarang menonton TV, dituntut berpestasi di sekolah. Orang tua menaruh harapan yang tinggi terhadap anak.

Pola asuh ini bisa menciptakan anak yang berprestasi secara akademis dan sukses dalam karier. Akan tetapi, menurut American Psychological Association, tipe pola asuh ini bisa membuat anak lebih rentan mengalami depresi dibandingkan anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang suportif dan lebih terbuka.

| SHUTTERSTOCK

Jadi, tipe pola asuh mana yang Bunda terapkan?

 

 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro