Kehadiran bayi di rumah tentu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi pasangan suami istri. Namun, hidup bersama bayi, khususnya anak pertama, juga bikin stres. Banyak hal-hal yang tak pernah dihadapi selama kehamilan tiba-tiba menjadi kendala.
1. “Ia enggak pernah bantuin ngurus si kecil..”
Begadang semalaman, mengganti popok, membuatkan susu, kontrol ke dokter, dan lain-lain merupakan rutinitas baru bagi orang tua muda. Melelahkan fisik maupun mental, apalagi jika pasangan tidak mau membantu.
Jika kamu merasa lelah mengurus bayi, bicaralah pada pasangan apa yang kamu harapkan. “Ajak pasangan ngobrol tapi jangan saling menyalahkan,” saran Dori Gatter, psikoterapis dari West Hartford, Connecticut. “Sampaikan apa yang kamu inginkan, tapi jangan menuntut, ya. Bisa Jadi pasangan memang tidak tahu apa yang harus dilakukan.”
Baca juga: Mengejutkan, Ini Yang Bisa Terjadi Setelah Orgasme
2. “Aku capek piket tiap malem gantiin popok..”
Kehadiran bayi di rumah sudah pasti bakal mengurangi jam istirahat. Punya kesempatan tidur satu dua jam merupakan barang mewah. Laurel Steinberg, psikoterapis di New York City menyarankan, jika sang ibu bertugas menyusui si kecil, pekerjaan lain seperti mengganti popok atau menidurkan anak sebaiknya dilakukan pasangannya.
“Solusinya harus praktis, misalnya jika salah satu harus bekerja sehingga harus bangun pagi, maka sebaiknya ia mendapat tugas menjaga anak di akhir pekan. Jika kedua-duanya bekerja sehingga harus bangun pagi, maka pembagian waktu bisa dilakukan malam hari.”
3. “Ternyata gaya parentingnya beda..”
Sebelum si kecil lahir, seringkali pasangan suami istri sudah memiliki konsep tentang tipe pola asuh seperti apa yang mereka harapkan. Namun, faktanya bisa berubah setelah kehadiran si bayi. Misalnya, satu pihak pengin anak tidur terpisah dari orang tua, sementara pasangannya berpendapat sebaliknya.
Cobalah untuk mendengarkan pendapat pasangan kenapa mereka memiih gaya pola asuh tertentu. Diskusikan baik-buruk gaya pola asuh tadi, lalu ambil jalan tengah. Prinsipnya, apa yang dilakukan semata demi kepentingan si kecil.
4. “Sejak ada si kecil, kami jarang bermesraan”
Aktivitas seks pasti akan berubah setelah ada si bayi. Lelah, stres, kurang tidur atau berjaga semalaman bisa menjadi penghalang pasangan untuk bermesraan, selain kondisi tubuh usai melahirkan seperti nyeri akibat menyusui atau perdarahan di areal vagina.
Solusinya, bicarakan bersama pasangan tentang waktu yang memungkinkan untuk berduaan, atau kondisi tubuh paskamelahirkan. Sepanjang pasangan bisa saling mengerti, masalah seks bisa dicari jalan keluarnya, kok.
5. “Aku enggak pernah diperhatikan lagi..”
Sebelum kehadiran si Kecil, pasangan memiliki banyak waktu untuk saling memperhatikan dan menunjukkan cinta. Tapi setelah ada si Kecil, boro-boro berbagi kasih, diperhatikan saja tidak. Ini wajar, karena bisa jadi tenaga dan pikiran pasangan sedang tercurah pada makhluk mungil yang butuh perhatian.
Jalan tengahnya, curi waktu di antara kesibukan mengurus si Kecil. Bisa juga sesekali meminta pengasuh menjaga si Kecil sementara kamu berdua sedikit mencuri waktu makan malam, misalnya.