Love as powerful as your mother’s for you leaves its own mark to have been loved so deeply .. will give us some protection forever.
J.K. Rowling

Pentingnya Mengajak Anak Berbicara, Ini 6 Tipsnya

author
Hasto Prianggoro
Jumat, 18 Januari 2019 | 10:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Mengajak anak berbicara sangat penting bagi perkembangan anak, bahkan sejak anak lahir. Pasalnya, ini akan membantu membangun keterampilan bahasa dan komunikasi anak. Tak perlu topik khusus atau mengarang-ngarang cerita, bicara tentang kejadian sehari-hari pun cukup.

Kenapa mengajak si Kecil berbicara itu penting? Karena ketika mengajak anak berbicara, orang tua menggunakan suara dan kata atau kalimat yang berbeda. Semakin banyak anak mendengar kata atau kalimat, semakin cepat pula ia memahami bahasa, selain menambah jumlah kosa kata yang ia kuasai. Dan tak cuma keterampilan berbahasa, mengajak anak berbicara juga membantu perkembangan otaknya. Berikut tips mengajak bayi dan anak berbicara.

 

| SHUTTERSTOCK

1. Mulailah ajak anak berbicara sejak dini, bahkan sejak lahir. Bayi sebetulnya sudah mampu menyerap banyak informasi, kata maupun kalimat, hanya dari mendengar dan melihat ibunya berbicara.

2. Meski kelihatannya hanya obrolan satu arah, bayi atau anak sebetulnya juga pengin ikut ngobrol, lo. Lihat saja mimik dan celotehnya ketika Bunda berbicara. Anak juga berkomunikasi melalui tangisan, kontak mata, dan lewat pendengaran. Seiring pertambahan usia, anak akan mulai tertawa, tersenyum, membuat banyak bunyi, dan menggerak-gerakkan tubuh atau gestur.

Baca juga: Bolehkah Anak Punya Channel Youtube?

3. Bicaralah sebanyak mungkin, meskipun anak kelihatannya tidak memberi perhatian. Hentikan ketika bayi atau anak terlihat capek, tidak memberikan respons, atau rewel. Lakukan di lain waktu. Karakter bawaan anak juga menentukan seberapa sering Bunda harus mengajaknya ngobrol. Ada bayi dan anak yang karakternya banyak omong, ada juga yang pendiam.

4. Singkirkan benda yang bisa membuat perhatian anak teralihkan, misalnya ponsel atau TV. Sisakan hanya sosok Bunda yang hadir di depan anak.

| SHUTTERSTOCK

5. Dengarkan jika anak terlihat mencoba berkomunikasi, sekalipun bahasanya belum jelas. Beri anak pertanyaan dan dorong ia supaya memberi respons. Misalnya, anak menunjuk pada seekor kucing, katakan, “Itu kucing, Nak. Lagi ngapain ya dia?”

6. Bicara pada anak tentang hal-hal yang ia sukai, misalnya cerita tentang tempat liburan favoritnya, mainan yang baru ia beli, buku cerita yang barusan Bunda bacakan, dan sebagainya.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro