When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

5 Kiat Jitu Hindari Pertengkaran

author
Hasto Prianggoro
Selasa, 22 Januari 2019 | 20:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Beda pendapat atau bertengkar dalam sebuah rumah tangga itu biasa. Yang penting, kedua pihak sama-sama tahu dan sadar posisi masing-masing dan memberi respons sewajarnya.

 

1. Sadar ada perbedaan

Jika kamu dan pasangan selalu bertengkar mengenai isu yang sama dan tak pernah menemukan jalan tengah, bisa jadi memang ada perbedaan mendasar antara kamu dan pasangan.

Kemungkinan kamu dan pasangan memang menghadapi jalan buntu. Tak perlu memperuncing masalah. Yang penting kamu dan pasangan sadar untuk menahan diri dan tidak justru membuat hubungan memburuk.

Baca juga:  Mengejutkan, Ini Yang Bisa Terjadi Setelah Orgasme

2. Minta jeda 

Jika muncul jalan buntu, sebaiknya masing-masing menyadari bahwa bertengkar bukan jalan keluar. Jika pertengkaran makin memanas, sebaiknya minta break atau jeda, hentikan pertengkaran.

Kedua pihak harus saling introspeksi. Jika satu pihak meminta jeda, hargai permintaan tersebut. Biasanya, setela jeda, masing-masing pihak akan lebih dingin menyikapi perbedaan.

3. Lama hubungan tak menjamin

Jangan beranggapan bahwa lamanya hubungan pasti membuat masing-masing pihak memahami tabiat dan karakter pasangannya. Belum tentu, lo. Jadi ketika kamu bingung melihat respons pasangan terhadap suatu isu keluarga, sebaiknya tanyakan bagaimana sikap pasangan, apa yang dia inginkan, dan sebagainya, agar lebih bisa memahami.

| SHUTTERSTOCK

4. Komunikasi dan komunikasi

Sebaiknya luangkan waktu untuk selalu berkomunikasi dengan pasangan. Semakin sering pasangan berkomunikasi, semakin masing-masing akan lebih memahami satu sama lain sehingga menghindari kemungkinan munculnya pertengkaran akibat masalah sepele.

5. Jangan memperbesar masalah 

Jangan selalu menganggap semua masalah harus dicarikan jalan keluar. Lebih baik, bicarakan dengan pasangan perasaan atau pendapat mereka tentang isu tersebut. Jika pasangan tidak melihat isu tadi sebagai sebuah masalah serius untuk dibikin ramai, tak perlu memperbesar masalah. Misalnya, kamu pengin membeli mesin cuci baru, tetapi pasangan lebih memilih mengirim baju kotor ke laundry. Baginya, ini bukan masalah besar. Kuncinya saling memahami.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro