You are beautiful because you let yourself feel, and that is a brave thing indeed.
Shinji Moon

5 Langkah Menjadi Pendengar Yang Baik Bagi Anak

author
Hasto Prianggoro
Sabtu, 26 Januari 2019 | 12:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Apa yang Bunda lakukan ketika si Kecil mengajak berbicara? Fokus mendengarkan omongan anak atau mendengarkan sekilas saja lalu kembali asyik dengan aktivitas lain?

Ketika anak ingin mengatakan sesuatu yang ia anggap penting atau ketika memiliki masalah, orang tua sebaiknya mendengarkan dengan penuh perhatian. Pasalnya, ketika orang tua fokus mendengar omongannya, anak akan merasa dihargai. Ini juga akan memperkuat bonding dengan anak. Coba tips berikut untuk menjadi pendengar yang baik bagi anak.

1. Tunjukkan perhatian

Dengarkan baik-baik tuturan anak dan tunjukkan bahwa Bunda fokus pada apa yang ia sampaikan, lalu katakan kalimat seperti, “Coba ceritakan lagi apa yang kamu alami di sekolah tadi…” atau “Betulkah temanmu berkata begitu?…” Perhatian yang diberikan orang tua akan memberikan pesan ke anak bahwa apa yang ia sampaikan juga penting bagi orang tua.

Baca juga: Si Kecil Takut Mandi? 5 Langkah Ini Bisa Membantu

2. Lihat ekspresinya

Perhatikan ekspresi wajah dan gestur tubuh si Kecil saat ia bercerita atau menyampaikan sesuatu. Menyimak tak hanya mendengarkan kata-kata, tetapi juga mencoba memahami apa yang ada di balik kata-katanya. Ini bisa dilihat dari ekspresi dan gestur tubuhnya.

3. Ulangi kata-katanya

Agar anak tahu bahwa Bunda menyimak ceritanya dan yakin bahwa Bunda juga menyadari pentingnya pesan yang ingin ia sampaikan, ulangi kembali omongan anak sambil melakukan eye contact.

| SHUTTERSTOCK

4. Jangan potong kata-katanya

Memotong kalimat anak, menimpa kalimatnya dengan kalimat lain, atau meminta anak menghentikan ceritanya bukanlah cara yang bijak, meskipun apa yang disampaikan anak kelihatannya tidak masuk akal atau anak kesulitan mencari kalimat yang pas. Sebaiknya dengarkan ia dan beri respons positif terhadap apa yang ia sampaikan.

5.Tak perlu solusi

Jangan terburu-buru memberi anak solusi. Bisa jadi, anak sebetulnya tak butuh solusi. Ia hanya hanya ingin didengarkan dan tahu bahwa pendapatnya dan apa yang ia rasakan dimengerti orang lain juga. 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro