Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Sering Bermimpi Buruk, Bisa Jadi Ini Penyebabnya

author
Hasto Prianggoro
Rabu, 30 Januari 2019 | 18:55 WIB
| SHUTTERSTOCK

American Academy of Sleep Medicine menemukan lebih dari 50% orang dewasa mengalami mimpi buruk, sementara beberapa orang lain mengalami mimpi buruk berulang ((recurring nightmares). Mimpi buruk berulang lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa.

Mimpi buruk seperti ini seringkali membuat orang terbangun diliputi rasa marah, sedih, rasa  bersalah, maupun perasaan cemas sehingga sulit untuk kembali tidur. Mimpi buruk berulang biasanya memiliki penyebab khusus. Berikut beberapa di antaranya:

 

1. Stres, cemas, depresi

Stres merupakan alah satu emosi yang terkadang sulit dicarikan pelepasannya. Karena itulah, mimpi menjadi satu dari sedikit cara tubuh melepas stres. Hasil sebuah penelitian menyimpulkan  bahwa stres dan trauma pada masa kanak-kanak bisa menyebabkan mimpi buruk berulang saat dewasa.

Baca juga: Depresi Bisa Diatasi, Kok, Ini Caranya

2. Post-Traumatic Stress Disorder

Hampir 71% orang dengan post-traumatic stress disorder (PTSD) alias gangguan stres paska trauma akan mengalami mimpi buruk. Pada orang dewasa, PTSD merupakan penyebab utama  mimpi buruk berulang. Salah satu gejala PTSD adalah “re-experiencing” atau terbayang kembali pengalaman traumatis di masa lalu. Terkadang, pengalaman ini termanifestasikan dalam mimpi buruk. Pada orang dengan PTSD, mimpi buruk berulang bisa memperparah PTSD-nya, memperburuk depresi, atau mengganggu kualitas tidur.

3. Kondisi Medis

Beberapa gangguan tidur juga bisa menyebabkan mimpi buruk berulang. Slep apnea misalnya, dimana napas mengalami gangguan ketika tidur. Narcolepsy juga memicu mimpi buruk berulang. Narcolepsy adalah gangguan pada sistem saraf yang menyebabkan kelelahan berlebih di siang hari, halusinasi, dan ketindihan atau sleep paralysis. Kondisi ini bisa mengganggu kualitas tidur dan memicu mimpi buruk berulang.

4. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu seperti obat antidepresan, obat hipertensi, dan obat lainnya bisa juga menyebabkan mimpi buruk berulang. Penelitian tahun 1998 menunjukkan bahwa obat-obatan yang paling sering menyebabkan mimpi buruk adalah obat-obatan jenis sedatif, beta blocker dan amfetamin.

5. Menghentikan Kecanduan

Ada banyak gejala yang menyertai putus obat (withdrawal) pecandu alkohol maupun obat-obat keras saat berupaya berhenti dari kecanduan atau yang sering disebut putus obat (withdrawal), salah satunya mimpi buruk. Mimpi buruk akan semakin parah saat penderita tidak mengonsumsi atau minum alkohol maupun obat keras. Namun, gejala mimpi buruk ini biasanya akan berkurang setelah beberapa minggu. Yang paling sering mengalami mimpi buruk adalah penderita kecanduan akohol.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro