When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

Si Kecil Bicara Kotor, Bagaimana Mengatasinya?

author
Hasto Prianggoro
Rabu, 6 Februari 2019 | 17:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Sering, kan, kita dengar anak-anak usia batita mengucapkan kata-kata kasar dan kotor? Anak batita sebetulnya tidak tahu maksud dari ucapannya itu. Bisa jadi mereka hanya menirukan orang lain. Jadi, bagaimana sebaiknya?

 

1. Abaikan saja

Cara ini cukup sukses untuk anak yang lebih kecil yang masih dalam tahap belajar bicara. Anak usia 1-2 tahun Belum tahu Makna kata aau kalimat yang mereka ucapkan. Bisa Jadi mereka hanya mencoba meniru atau mendengar kata tersebut dari orang lain.

2. Saat untuk mengajarkan 

Jelaskan pada anak kenapa beberapa kata atau kalimat sebaiknya tidak digunakan karena tidak sopan dan bisa membuat orang lain sakit hati. Ini juga bisa menjadi saat yang tepat untuk mengajarkan pada anak tentang tata krama berbicara, tetapi jangan terlalu berlebihan juga.

Baca juga: Anak Minum Air Saat Mandi, Lakukan 5 Hal Ini

3. Jangan terlalu mengontrol

Apa yang dilakukan anak bisa jadi cara dia untuk menunjukkan bahwa mereka sedang ingin mandiri dan tidak mau terlalu diatur. Jika orangtua terlalu memaksa anak untuk menggunakan kata-kata tertentu yang dianggap baik dan sopan oleh orangtua, anak merasa orangtua terlalu mengontrol mereka. Sebagai reaksinya, mereka justru tidak mau memakai kalimat atau kata-kata tersebut.

4. Beri contoh

Tak perlu terlalu bereaksi berlebihan. Beri contoh pemakaian kata atau kalimat yang baik dan enar, tetapi jangan berlebihan. Misalnya, kata-kata seperti apa yang sebaiknya digunakan ketika bebiacara kepada anak, kepada saudara, atau kepada orang lain. Tekankan betapa indahnya jika kita memnggunakan kata atau kalimat yang tepat dan baik.

| SHUTTERSTOCK

5. Awasi tontonan anak

Bagaimana pun, anak bisa mencontoh kata-kata kasar dari banyak sumber. Mereka bisa meniru orang-orang di sekitarnya maupun dari menonton tayangan di gadget maupun TV. Orangtua tetap harus memantau apa yang ditonton anak, pilih program TV yang sesuai dengan usia anak, dan setting gadget pada pengaturan untuk anak.

6. Beri ruang untuk mandiri

Sepertinya tidak ada hubungannya dengan urusan berkata-kata, orangtua sebaiknya memberikan ruang bagi anak untuk mandiri. Misalnya, biarkan mereka mengambil dan memilih baju sendiri atau makan di kursi makan biasa dan tidak lagi di kursi makan khusus anak-anak. Mereka ini sedang berada pada fase tumbuh kembang, dan semakin kita menganggap mereka masih kecil, mereka akan mencoba menunjukkan bahwa mereka sudah mandiri. Jika anak secara bertahap diberi kepercayaan yang lebih, mereka akan semakin paham mana yang sebaiknya dilakukan dan mana yang tidak.

 

 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro