Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

Anak Harus Diajari Sopan Santun, Ini Yang Perlu Dilakukan Orangtua

author
Hasto Prianggoro
Kamis, 7 Februari 2019 | 14:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Kata-kata “tolong,” “maaf,” atau tidak berbunyi saat mengunyah makanan adalah contoh-contoh sopan santun yang sepertinya kini makin jarang dimiliki anak-anak di sekitar kita.

 

Mengajarkan anak untuk memiliki sopan santun akan membantu anak ketika mereka dewasa kelak. “Kita ini hidup bermasyarakat, harus saling pengertian dan saling menghargai,” kata Dr. Jack Maypole, dokter anak yang juga anggota Badan Penasehat Pendidikan The Goddard School.

Masing-masing orang memiliki definisi tentang sopan santun berbeda-beda, tergantung pengalaman, budaya, pola asuh orangtua, dan sebagainya. Namun, dasar-dasarnya tetap sama. Orangtua bisa mulai mengajarkan anak untuk bersikap sopan dengan memberi contoh perilaku sejak anak lahir. Meski bayi belum bisa mengikuti, tetapi mereka melihat dan merekam apa yang dicontohkan orangtua.

Baca juga:  Anak Hobi Bergunjing, Lakukan 4 Langkah Ini

Berikut apa yang bisa dilakukan orangtua untuk mengajarkan sopan santun.

1. Orangtua harus konsisten mengajarkan

Orangtua yang konsisten mengingatkan anak untuk berperilaku sopan (mulai hal-hal kecil seperti tersenyum kepada tetangga, meletakkan ponsel saat diajak berbicara, dan sebagainya) akan membantu anak memahami bahwa perilaku ini bukan hanya saran, tetapi cara hidup. Jika secara konsisten diajarkan dan diingatkan, ini akan menjadi bagian dari proses alamiah, sama seperti benapas.

2. Jangan langsung menghukum

Sebaiknya jangan langsung memarahi atau menghukum ketika anak melakukan sesuatu yang tidak sopan. Arahkan anak untuk tidak melakukan hal tersebut dengan memberinya alternatif. Misalnya, alih-alih anak buang ingus sembarangan di muka umum, beri ia tisu atau saputangan. Menurut Maypole, ini bukan soal menghukum anak karena tidak sopan melainkan bagaimana orangtua membantu anak tahu bahwa ada cara yang sopan untuk melakukan sesuatu.

| SHUTTERSTOCK

3. Jadikan sopan santun sebagai bagian dari kehidupan

Menjadikan sopan santun sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari memang tidak bisa diakukan dalam semalam. Butuh waktu lama dan bertahun-tahun, bahkan sejak anak lahir, dengan memberi contoh secara visual yang bisa dilihat anak. Di usia batita, orangtua bisa mulai mengajarkan anak untuk mempraktikkan perilaku sopan. Dan di usia berikutnya, anak sudah tahu bagaimana cara meminta tolong pada orang lain.

4. Terlalu sopan juga tak baik

Terlalu sopan juga tidak baik juga bagi anak. Ada perbedaan antara orang baik dengan terlalu baik sehingga bisa-bisa ia tidak memiliki integritas dan menjadi si pengalah. Orangtua pasti tidak ingin anaknya menjadi orang yang peragu, tidak berani menolak karena takut dianggap tidak sopan. “Kita pasti ingin membesarkan anak agar mandiri dan punya integritas,” kata Maypole. Sopan santun harus bersanding dengan bijaksana, mandiri, dan memiliki karakter. 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro