What it’s like to be a parent: It’s one of the hardest things you’ll ever do but in exchange it teaches you the meaning of unconditional love.
Nicholas Sparks

Sering Menangis? Barangkali Ini Penyebabnya

author
Hasto Prianggoro
Jumat, 15 Februari 2019 | 12:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

 

Menangis adalah hal yang lumrah. Bisa karena sedih, kesal, stres, bahkan ada juga tangisan bahagia. “Menangis adalah cara kita melepas emosi dan keluar dari situasi yang sulit,” kata Dr. Gail Saltz, psikiater dari NY Presbyterian Hospital Weill-Cornell School of Medicine, AS. Tapi, ketika orang tak lagi bisa mengontrol emosi dan jadi lebih sering menangis tanpa sebab, bisa jadi ada masalah kesehatan yang harus dicari tahu penyebabnya.

1. Depresi

Depresi merupakan gangguan mood yang ditandai dengan rasa sedih atau galau yang tak hilang-hilang yang biasanya memicu orang untuk menangis. Tanda-tanda depresi juga termasuk rasa sedih, tak punya harapan, kosong, hilang gairah hidup, gangguan tidur dan rasa lelah.

2. Kecemasan

Gangguan kecemasan biasanya diikuti rasa cemas berlebihan, gangguan emosi, tak bisa fokus, dan menangis. Menurut Anxiety and Depression Association of America, gangguan kecemasan merupakan gangguan kesehatan mental yang paling umum terjadi di AS dan menyerang hampir 18% populasi.

Jadi, jika kamu merasa cemas berlebih, sebaiknya konsultasi ke dokter. Pengobatan biasanya meliputi terapi, meditasi, obat-obatan dan perubahan gaya hidup.

Baca juga: Mengapa Menangis Untuk Bayi itu Penting?

3. Trauma

Menurut Dr. Kate Cummins, Psy.D., Perempuan yang mengalami trauma pada masa kecilnya atau pernah mengalami pengalaman traumatik ekstrem biasanya akan lebih sering menangis sebagai respons normal terhadap apa yang ia rasakan.

4. Stres

Ketika kita mengalami rasa sedih, cemas, atau kabar buruk saat stres, saraf perasa akan menggantikan saraf logis sehingga kita akan lebih sering menangis.

Stres juga akan meningkatkan kadar kortisol, yang meningkatkan hipersensitivitas dan respons terhadap situasi yang menekan.

| SHUTTERSTOCK

5. Kepribadian

Setiap orang memiliki kepribadian yang unik, termasuk sifat bawaan dan kemampuan kognitif. Perubahan biologis pada struktur otak dan fisik bisa berpengaruh terhadap sensitivitas kepribadian dan emosional sehingga memicu keluarnya air mata.

6. Hormon

Hormon memiliki tugas untuk mengontrol fungsi tubuh seperti rasa lapar, reproduksi, emosi, dan mood. Semua yang menyebabkan perubahan hormon, misalnya saat premenstuasi, menopause atau paska melahirkan bisa membuat perempuan mudah menangis.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro