Semakin terbukanya akses informasi, semakin terbuka pula kesadaran orang akan pentingnya berinvestasi. Profesi perencana keuangan (financial planner) semakin populer, begitu pula platform untuk berinvestasi.
Salah satu hal yang saya dapat saat mengikuti sebuah lokakarya (workshop) singkat tentang perencanaan keuangan adalah soal menentukan tujuan investasi dan memperkirakan jangka waktunya. Uang sekolah anak? Uang kuliah anak? Uang sekolah anak ke-2? Dana pensiun? Dan seterusnya. Kesadaran akan tujuan finansial ini sebetulnya memaksa kita untuk melihat ke depan dan merencanakannya.
Tidak Selalu Tentang Uang
Menurut saya, bicara soal melihat dan merencanakan masa depan bukan melulu masalah finansial. Saya suka berpikir, apa yang ingin saya capai saat usia saya 40 atau 50, apa yang ingin tetap saya lakukan di usia 60 jika saya masih hidup. Bagaimana caranya agar saya bisa berkembang ke arah sana?
Setelah saya pikir, menyisihkan waktu untuk belajar dan tetap berkembang adalah sebuah bentuk investasi bagi diri sendiri yang akan menaikkan ‘nilai’ kita di masa depan. Sebetulnya konsep berinvestasi pada diri ini sangat wajar jika kita bekerja di perusahaan. Perusahaan akan ‘berinvestasi’ pada kita, membayari dan mengalokasikan waktu bagi pegawaianya untuk pelatihan (training), seminar, bahkan menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan harapan kemampuan atau kompetensi yang didapatkannya akan membuat perusahaan tumbuh dan berkembang lebih baik. Terutama jika pegawai tersebut diharapkan menjadi masa depan perusahaan.
Baca juga: Bekerja di Rumah: Lebih Dari Sekadar Manajemen Waktu
Belajar dan Mencari Pengalaman Sebagai Investasi
Sebagai ibu yang bekerja tidak tetap, saya tidak memiliki jenjang karir yang pasti untuk ditapaki. Tidak ada perusahaan yang ingin ‘berinvestasi’ agar saya berkembang dan memiliki kompetensi tertentu. Oleh karena itu, seperti perencanaan keuangan, saya juga merasa harus membuat perencanaan pengembangan diri. Begitupun para ibu lain, termasuk ibu rumah tangga. Seyogyanya wanita tidak pernah berhenti belajar, mengembangkan diri dan mencari pengalaman.
Baca juga: 10 Kelebihan Perempuan Dalam Berbisnis
Banyak Jalan Menuju Roma
Zaman sekarang ada begitu banyak cara untuk belajar berbagai hal. Di media sosial kita ada banyak sekali kelas lokakarya untuk pemula, baik online maupun offline dengan harga yang terjangkau. Jika beruntung, ada yang gratis. Ada begitu banyak video tutorial untuk belajar, mulai dari membuat website, berkebun, melukis, memasak, belajar bahasa asing dan seterusnya. Jika ingin yang lebih profesional, ada platform sejenis skillshare dengan jam belajar yang fleksibel.
Semuanya tentu kembali lagi kepada diri kita sendiri, seberapa banyak energi dan waktu yang ingin kita investasikan pada diri sendiri. Namun yang pasti, apabila kita tidak pernah memasukkannya ke daftar prioritas maka kita akan selalu berkata, “Aduh, saya sudah sibuk seharian, bekerja dan mengurus anak, mana ada waktu lagi untuk belajar?”
Puty Puar
@byputy
Mom, Illustrator, Blogger