What it’s like to be a parent: It’s one of the hardest things you’ll ever do but in exchange it teaches you the meaning of unconditional love.
Nicholas Sparks

Anak Terlalu Sensitif, Apa Yang Harus Dilakukan?

author
Hasto Prianggoro
Senin, 25 Februari 2019 | 20:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Apakah anak gampang sekali menangis setiap kali menghadapi masalah? Apakah Bunda merasa reaksi si Kecil terlalu emosional? Jika ya, bisa jadi si Kecil termasuk anak yang sensitif.

Anak sensitif biasanya sangat mudah terusik oleh orang atau situasi yang terjadi di sekitarnya. Berbuat salah sedikit saja mikirnya bisa berhari-hari. Disinggung sedikit saja, menangis.

Beberapa ciri anak sensitif antara lain mudah bereaksi secara emosional, berlama-lama memikirkan kesalahan yang ia lakukan, menganggap semua hal sebagai urusan pribadi, susah membuat pilihan, selalu merasa bersalah, selalu ingin tahu segala hal alias kepo, dan sulit membuat keputusan. Satu hal positif dari anak sensitif adalah selalu berperilaku baik.

Apa yang harus dilakukan orang tua yang memiliki anak sensitif? Berikut tipsnya:

1. Kenali perasaan anak

Ini langkah pertama untuk mengatasi anak sensitif. Bisa jadi anak sulit sekali melepas perasaannya ketika menghadapi suatu masalah. Misalnya anak terlihat tak nyaman dan mengurung diri setelah menjadi bahan omongan teman-temannya di sekolah. Orang tua harus meyakinkan anak bahwa mereka memahami perasaannya dan selalu berada di sisinya.

2. Jangan mengubah anak

Orang dewasa akan lebih mudah mengatasi perasaan sensitif, berbeda dengan anak-anak. Bagi si Kecil, dia memang merasa dirinya sensitif. Orang tua sebaiknya menyadari bahwa tidak mudah mengubah anak yang sensitif. Semakin orang tua menuntut anak untuk berubah, anak akan semakin bertahan dan menarik diri. Dia akan menganggap orang tua tak suka dengan sikapnya, sehingga akan makin merasa bersalah. Terimalah anak apa adanya. Buatlah dia bahagia dan bangga, bukannya malah menyudutkannya.

Baca juga: Memberi “Ancaman” Malah Tak Efektif, Orangtua Sebaiknya Lakukan Ini

3. Menyayangi tanpa syarat

Katakan pada anak bahwa Bunda menyayanginya tanpa syarat. Gunakan kalimat dan gestur untuk meyakinkan anak. Anak terkadang merasa dirinya berbeda dibanding teman-temannya dan ini selalu mengganggu pikiranya. Ini yang harus dijelaskan pelan-pelan pada anak.

4. Tunjukkan kelebihan anak

Setiap anak pasti memiliki kelebihan. Tugas orang tua adalah membantu anak untuk menyadari dan menunjukkan kelebihannya. Katakan juga bahwa menjadi sensitif itu tak jelek karena itu berarti dia lebih mudah berempati pada orang lain. Dan tak semua orang punya perasaan semacam itu.

5. Bimbing pelan-pelan

Anak sensitif sangat sulit membuat pilihan. Dia lebih memilih tidak punya masalah dan tak harus berinteraksi dengan orang lain. Orang tua sebaiknya membantu anak untuk menghadapi situasi-situasi sosial seperti ini dengan mengajaknya pelan-pelan. Jika anak terlihat masih susah bersosialisasi, jangan paksa. Yakinlah, lama kelamaan dia akan bisa menghadapi semua masalahnya sendiri.

| SHUTTERSTOCK

6. Lakukan antisipasi

Kejadian mendadak atau spontan akan membuat anak sensitif kesulitan. Orang tua sebaiknya melakukan antisipasi terlebih dulu. Misalnya jika anak tak suka berkumpul dengan banyak orang, jangan langsung mengajak dia untuk datang ke acara-acara besar yang dihadiri banyak orang. Lakukan secara bertahap, mulailah dari acara yang dihadiri sedikit orang, lalu meningkat ke acara-acara yang lebih besar.

7. Tetap tenang dan berpikiran positif

Ini adalah jurus wajib yang harus dimiliki orang tua, yaitu bersikap tenang dan tetap berpikiran positif. Sebagai manusia, orang tua terkadang juga kehilangan kesabaran dan sedikit emosi tatkala menghadapi anak sensitif. Bekerja sama dengan pasangan dan anak akan sangat membantu mencari penyelesaian purna bagi anak.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro