There is no such thing as a perfect parent. So just be a real one.
Sue Atkins

Kapan Anak Boleh Ditinggal Sendirian Di Rumah?

author
Hasto Prianggoro
Sabtu, 2 Maret 2019 | 19:02 WIB
| SHUTTERSTOCK

Kapan anak boleh ditinggalkan sendirian di rumah? Tak ada ketentuan yang pasti di usia berapa seorang anak boleh ditinggalkan sendirian di rumah. Kata sebagian ahli, tergantung seberapa matang anak dan lingkungan rumah. Meskipun harus dipertimbangkan faktor keamanannya, meninggalkan anak sendirian, atau bersama beberapa temannya, sebenarnya memiliki beberapa keuntungan, salah satunya mengajarkan anak akan tanggung jawab. Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum meninggalkan anak sendirian di rumah antara lain:

1. Tidak terlalu lama

Sebagian ahli berpendapat anak bisa ditinggal sendirian di rumah pada usia 10 atau 11 tahun. Itu pun sebaiknya bukan malam hari dan tidak dalam waktu lama. Paling lama sejam dan ditinggal tidak terlalu jauh, misalnya berbelanja ke minimarket kompleks.   

Beberapa hal yang harus dipastikan antara lain seperti apa lingkungan tempat tinggal, tenang atau ramai dan padat penduduk, apakah sering terjadi tindak kejahatan di sekitar tempat tinggal, apakah anak sudah bisa memahami aturan seperti mengunci dan membuka pintu pagar, apakah ada orang atau tetangga yang bisa dimintai tolong mengawasi anak selama ditinggal, dan apakah anak mau ditinggal?

Baca juga: Bolehkah Kakak Sekamar Dengan Adik Bayinya?

2. Buat aturan dasar

Sebelum meninggalkan anak sendirian di rumah, khususnya untuk pertama kali, buat aturan dasar yang mencakup hal-hal seperti apa yang harus dilakukan jika ada tamu datang, apa yang harus dilakukan jika telepon rumah berbunyi, makanan apa saja yang boleh mereka makan, hindari bermain api dan benda-benda berbahaya lainnya.

3. Pastikan rumah aman

Buatlah rumah seramah dan seaman mungkin sehingga orangtua tidak khawatir ketika harus meninggalkan anak sendirian di rumah. Misalnya, memastikan bahwa anak akan aman saat terjadi keadaan darurat seperti kebakaran, aliran listrik padam, cuaca buruk, tersedia perlengkapan P3K, lampu senter dan alat pemadam kebakaran berada di tempat yang mudah dijangkau, tersedia cukup makanan sehingga anak tak harus memasak sendiri, atur TV dalam mode tayangan aman bagi anak-anak, serta menyimpan benda berbahaya dari jangkauan anak.

| SHUTTERSTOCK
4. Latih anak menghadapi situasi darurat

Ini hal yang tak kalah penting. Latih anak untuk menghadapi situasi atau keadaan yang berisiko mengancam keselamatan anak atau keadaan darurat, misalnya tamu tak dikenal terlihat mengetuk pintu pagar rumah, aliran lisrik padam, cuaca buruk misalnya rumah bocor, dan sebagainya. Latih anak untuk menghadapi situasi seperti ini secara rutin sehingga anak tahu apa yang harus ia lakukan. Jangan lupa, nyalakan ponsel sehingga jika terjadi sesuatu, orangtua mudah dihubungi.

 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro