What it’s like to be a parent: It’s one of the hardest things you’ll ever do but in exchange it teaches you the meaning of unconditional love.
Nicholas Sparks

Penantian

author
Sundari Hana Respati
Kamis, 14 Maret 2019 | 19:00 WIB
SHUTTERSTOCK |

Kalau dipikir-pikir, hidup kita ini penuh dengan penantian. Menunggu. Dari satu tahap, ke tahap yang lainnya.

Menanti kelulusan kuliah, menanti pekerjaan yang diimpikan, menanti ke tahap lain di bidang karir, menanti jodoh, menanti kehamilan, menanti kelahiran, menanti anak kedua, dan seterusnya.

Sebagai pengantin baru yang sedang dalam tahap penantian anggota keluarga ketiga, banyak hal yang sudah dilakukan. Mengkonsumsi ini dan itu, baca ini dan itu. Sempat dalam tahap baper melihat kabar bahagia dari beberapa teman yang sudah lebih dulu mencapai masa akhir penantiannya.

Aku jadi tahu fungsi test pack selain untuk alat uji kehamilan, yaitu untuk alat uji ketegaran dan kesiapan mental. Karena ketika kita berharap ada dua garis yang muncul dan ternyata hasilnya hanya satu, akan ada rasa kecewa yang mampir. Aku sendiri baru nyoba sekali dan melihat hasil negatif. Karena belum sempat mencoba, ada tanda lain yang memberitahu untuk tidak mengeluarkan test pack yang dibeli kemarin dari tempat penyimpanannya, yaitu menstruasi.

Sampai pada akhirnya aku mendapat notifikasi dari aplikasi di handphoneku yang memberi tahu bahwa seharusnya aku menstruasi beberapa hari lalu. Teringat test pack yang sudah dibeli beberapa bulan lalu. Mungkin ini adalah waktu untuk membuka segelnya. Aku menjaga ekspektasi agar tidak terlalu tinggi, belajar dari pengalaman yang dihampiri rasa kecewa ketika melihat hasilnya. Seperti apa kata pepatah, “Rejection doesn’t hurt, expectation does.”

Baca juga: Selain Pakai Test Pack, Ini 10 Tanda Awal Kehamilan

Dan ternyata hasilnya dua garis!! Mataku terbelalak, tanganku gemetaran. Hari itu masih terlalu pagi untuk teriak. Baiklah. Aku menenangkan diri. Berpikir bagaimana cara memberi tahu suami yang masih molor di kamar. Apakah bikin video? Atau dimasukkan ke dalam kotak, kemudian dijadikan kejutan ala Raisa? Tapi karena rasa bahagia dan tidak sabar ingin menyampaikan kabar bahagia, aku langsung berjalan masuk kamar. Menunjukkan hasil test pack dua garis di tanganku.

“Mas, lihat!” kataku menggebu-gebu.

“Apa itu?” tanyanya. Senyumku yang tadinya lebar sedikit redam. Jangan bilang suamiku yang baru tahu ada test pack di dunia ini juga tidak tahu cara kerjanya.

“Garisnya dua!” kataku

“Maksudnya apa itu?” tanyanya polos. Goodbye ala-ala Raisa, selamat tinggal video ala Tasya. Seharusnya aku sudah tahu pria yang menganggap tanda kehamilan adalah muntah-muntah ini akan bereaksi seperti itu.

“Hamil aku. Kita punya anak,” kataku lagi.

Baca juga: 6 Cara Sederhana Mendeteksi Kehamilan

Beliau mengucap syukur. Senyum kami penuh. Alhamdulillah. Masa penantian kami berakhir pagi itu. Meski perjalanan penantian masih terus berlanjut.

Semoga kalian pun segera sampai pada akhir masa penantian. Penantian apapun itu. Rehat sejenak, kemudian bertemu dengan penantian yang lain. Semoga masa penantianku, masa penantianmu, masa penantian kita, diisi dengan hal-hal yang positif, hal-hal yang menguatkan kita dan menguatkan sekitar kita.

Penulis Sundari Hana Respati
Editor Ratih Sukma Pertiwi