Rasa cemas dan depresi ternyata tak hanya milik orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalami gangguan ini. Menurut National Institute of Mental Health, gangguan kecemasan menyerang 1 dari 8 anak. Dan jika gangguan ini tak segera ditangani, prestasi belajar dan pergaulan anak bisa terganggu. Orangtua adalah orang yang paling tahu tentang anaknya, tetapi bantuan ahli dibutuhkan ketika beberapa tanda-tanda berikut ini muncul pada perilaku dan kebiasaan anak sehari-hari.
1. Masalah di luar rumah
Ketika anak mengalami gangguan kecemasan atau depresi, masalah tak hanya muncul di rumah saja tetapi juga di luar rumah. Orangtua sebaiknya mencermati jika ada perubahan perilaku anak di rumah, sekolah maupun lingkungan lainnya.
2. Menarik diri
Hati-hati jika anak mendadak menarik diri dari teman-temannya (misalnya nggak mau bermain bersama atau lebih suka menyendiri). Terisolasi dari lingkungan sosial bisa merupakan tanda anak mengalami gangguan kecemasan atau depresi.
Tak ada salahnya berkonsultasi ke ahli jika pola makan dan pola tidur anak berubah lebih dari 2 minggu. Begitu pula jika anak sering mengalami mimpi buruk, sulit tidur maupun sering terbangun di tengah malam. Perubahan-perubahan perilaku dan kebiasaan anak yang menyebabkan orangtua bertanya-tanya sebaiknya tidak dianggap sepele.
4. Takut yang berlarut-larut
Normal jika anak sesekali takut atau khawatir terhadap sesuatu. Semakin bertambah usia anak, akan semakin nyata juga ketakutan dan kekhawatiran anak, misalnya takut bencana alam atau kecelakaan. Ini pun sesuatu yang normal. Tetapi jika anak selalu dicekam ketakutan, bahkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari (seperti takut ke sekolah, takut keluar rumah, atau takut bermain), sehingga mengganggu kehidupan sehari-harinya, orangtua sebaiknya segera mencari bantuan ke profesional.
5. Melukai diri sendiri
Anak-anak juga bisa melakukan hal-hal yang bisa mengancam atau melukai dirinya sendiri, seperti menarik-narik rambut, membentur-benturkan kepala ke tembok atau pintu, memotong kuku hingga berdarah, dan sebagainya. Jika perilaku ini dilakukan berulang-ulang selama berhari-hari dan sudah meukai diri anak, hubungi profesional untuk meminta bantuan.
Baca juga: Anak Suka Mengisap Jempol? Normal Kok, Asal…
6. Berbicara tentang kematian
Lumrah jika anak berpikir dan berbicara tentang kematian khususnya ketika dia kehilangan orang yang dia sayangi. Konsep tentang kematian dan apa yang terjadi setelah kematian memang bukan sesuatu yang mudah dicerna anak. Tetapi jika anak sering mengekspresikan pikiran tentang bunuh diri atau hal-hal yang berkaitan dengan kematian, sebaiknya cermati. Jangan langsung menghardik atau melarang anak membicarakan hal-hal tersebut. Beri anak support dan yakinkan bahwa orangtua sangat menyayanginya.
7. Mulai ngompol lagi
Beberapa kebiasaan lain seperti ngompol lagi, nggak mau ditinggal, dan mendadak suka rewel juga harus diperhatikan orangtua. Bisa jadi anak memang tengah dilanda kecemasan dan depresi dan harus dimintakan bantuan profesional.