Menangis merupakan cara anak untuk mengekspresikan emosi atau keinginannya. Anak menangis ketika merasa lapar, lelah, tidak nyaman, atau sakit. Kadang-kadang pula, mereka menangis karena butuh perhatian, frustrasi, sedih, atau marah. Orangtua seringkali tak memahami arti tangisan anak, khususnya pada anak yang belum bisa berbicara.
Yang pertama pastikan bahwa anak tidak sedang sakit atau terluka. Jika tak yakin, bawa anak ke dokter untuk memastikan kesehatannya. Jika ternyata anak sehat-sehat saja, beberapa hal ini bisa dilakukan:
1. Anak batita biasanya menangis dengan alasan yang sama dengan alasan bayi menangis. Jika Bunda merasa anak menangis karena capek setelah beraktivitas, minta anak beristirahat. Tidur atau mendengarkan dongeng bisa membantu anak mengembalikan staminanya.
2. Jika anak terlihat frustrasi, ajak anak untuk mencari solusi bersama. Misalnya anak jengkel karena mainan block-nya jatuh terus, katakan, “Adek jengkel ya karena mainannya jatuh terus. Yuk, kita coba lagi, nanti Bunda bantuin.” Menyebutkan emosi “jengkel” atau “frustrasi” akan membantu anak memahami perasaaanya dan belajar mengelola perasaan tersebut.
Baca juga: Anak Suka Mengisap Jempol? Normal Kok, Asal…
3. Jika anak menangis hanya Karena bosan di dalam rumah, cobalah ajak dia berjalan-jalan keluar rumah, beri ia mainan baru, atau putarkan film kartun favorit.
4. Jika anak Sudah bisa berbicara, oragtua akan lebih mudah mengenali alasan dia menangis. Misalnya menanyakan apa yang membuatnya sanat kesal sampai menangis. Biarkan dia untuk menenangkan diri lebih dulu sebelum bertanya.
6. Pastikan anak tahu bahwa menangis itu boleh, sesekali. Misalnya ketika dia merasa sedih, sakit atau terluka. Bunda harus berpikir membawanya ke dokter jika anak terus-terusan menangis.