When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Anak Mulai Suka Memanjat, Ini Yang Harus Dilakukan Orang Tua

author
Hasto Prianggoro
Senin, 25 Maret 2019 | 16:24 WIB
| SHUTTERSTOCK

 

Memanjat merupakan tahap penting perkembangan motorik kasar anak. Namun, tahap ini juga merupakan PR tersendiri bagi orang tua karena khawatir anak terjatuh atau membuat ruangan jadi berantakan. 

 

Anak batita suka memanjat karena di usia ini mereka mulai bisa dan suka naik ke atas benda atau area. Anak mulai mampu mengontrol tubuh mereka sejak usia 18 bulan. Mereka juga mulai menyadari bahwa ternyata mereka bisa melempar bola, berlari cepat di taman, dan menaiki meja atau kursi sendiri. 

Begitu menyadari kekuatan dan kemampuan yang mereka punya, anak akan mencoba mengeksplor lebih dan terkadang melewati batas kemampuan mereka. Orang tua bisa mencegah anak memanjat-manjat dengan memberitahu ketinggian dan kemungkinan jatuh. Tetapi ada pula anak yang tidak bisa dihentikan. Bagi anak-anak tipe ini, memanjat adalah suatu aktivitas yang menantang. Mereka ingin menggerakkan otot dan tubuh mereka serta memuaskan rasa penasaran mereka, “Ada apa, sih di atas sana?”

Ya, memanjat sesungguhnya adalah cara paling keren bagi anak-anak ini membangun kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan tubuh mereka. 

| SHUTTERSTOCK
Nah, bagaimana cara mencegah anak-anak supaya tidak mengalami cedera akibat terjatuh atau kejatuhan benda? Yang paling pertama, singkirikan benda-benda tajam atau berat yang berada di bagian atas (entah di atas lemari, di atas meja, dan sebagainya).   

Beri batasan, di ruang mana saja anak boleh memanjat-manjat sesuatu dan di mana dia tidak boleh. Misalnya di ruang perpustakaan sebaiknya anak tidak boleh memanjat karena berisiko kejatuhan buku atau rak buku. 

Meski beberapa anak memiliki bakat menjadi “pemanjat,” orang tua harus tetap fokus mengawasi anak. Beri mereka aktivtas lain untuk mengalihkan perhatian dari keinginan memanjat. Bagaimana pun anak seusia itu tak bisa diam. Jika orang tua memahami hal ini, orang tua akan bisa bersikap sabar dan mengawasi anak.

Baca juga: 4 Tips Agar Anak Tak “Hilang” Di Keramaian

Beri anak ruang dan waktu untuk bergerak kesana-kemari. Misalnya mengajak mereka pergi ke taman untuk bermain dan beraktivitas satu atau dua jam. Setelah beraktivitas, anak biasanya akan merasa capek dan dengan mudah tidur siang. 

Amankan area atau ruangan sehingga anak bisa dengan aman memanjat-manjat sesuatu. Misalnya letakkan pembatas antara area bermain dan rak buku atau lemari. Singkirkan furnitur dari dekat jendela dan periksa lagi apakah jendela sudah benar-benar aman. Anak berisiko jatuh jika mereka berusaha naik jendela. 

Yang harus diingat orang tua, memanjat adalah fase penting yang pasti akan dilewati anak. Jadi, tak perlu cemas berlebihan. Memanjat sama halnya ‘penemuan-penemuan’ anak lainnya, akan segera dilupakan anak begitu mereka sudah menguasai.  

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro