Kesibukan mengasuh dan membesarkan anak sering membuat perempuan merasa jadi cepat tua. Padahal, fakta justru menunjukkan sebaliknya. Semakin banyak anak, semakin awet muda seorang perempuan, begitu hasil studi. Tapi, benarkah?
Peneliti dari Simon Fraser University melakukan studi pada tahun 2016 lalu yang hasilnya menunjukkan bahwa ternyata jumlah anak yang dilahirkan berpengaruh terhadap proses penuaan seorang perempuan. Semakin sering seorang perempuan melahirkan, proses penuaan yang dialami akan semakin lambat.
Para peneliti itu melihat telomere pada DNA seorang perempuan untuk mendapatkan fakta mengejutkan (dan mungkin membahagiakan) kaum perempuan. Telomere adalah kunci proses penuaan yang biasanya akan memperpendek seiring bertambahnya usia. Hasilnya, perempuan yang kerap melahirkan ternyata memiliki telomere yang lebih panjang.
Telomere yang lebih pendek merupakan penyebab utama rusaknya sel-sel yang berhubungan dengan proses penuaan, dan ketika mereka menjadi terlalu pendek, mereka tak dapat lagi mereproduksi diri sehingga mulai muncul tanda-tanda fisik penuaan.
Baca juga: Ini Tips Olahraga Sesuai Usia Kehamilan
Menurut Science Daily, penjelasan untuk hasil penelitian yang dilakukan terhadap perempuan Guatemala ini kemungkinan berkaitan dengan peningkatan jumlah hormon estrogen secara dramatis. Hormon estrogen adalah hormon yang diproduksi selama kehamilan. Kata kepala peneliti, Pablo Nepomnaschy, “Estrogen berfungsi sebagai antioksidan potensial yang melindungi sel-sel tubuh dari memendeknya telomere.”
Pablo juga mengatakan bahwa lingkungan sosial perempuan hamil ikut berpengaruh. Mereka yang memiliki banyak anak atau sering melahirkan menerima lebih banyak dukungan sosial dari keluarga dan kerabat sehingga membuat energi metabolis si perempuan meningkat.
Meski begitu, studi lain yang dilakukan terhadap perempuan di Filipina justru menghasilkan fakta sebaliknya. Disebutkan bahwa semakin sering seorang perempuan hamil dan melahirkan justru akan membuat sel-sel tubuhnya cepat menua.