Depresi pasca melahirkan bisa dialami oleh ibu yang baru melahirkan, tanpa memandang status sosial.
Menurut webmd.com, hubungan antara penurunan hormone dan depresi paska melahirkan belum jelas.
Tetapi diketahui bahwa kadar estrogen dan progesterone meningkat 110 kali lipat selama kehamilan. Dan menurun tajam setelah melahirkan.
Tiga hari setelah melahirkan, kadar estrogen dan progesteron kembali normal seperti sebelum hamil
Selain perubahan hormon yang tajam, depresi pasca melahirkan juga berkaitan dengan perubahan sosial dan psikologis dengan menjadi ibu dan memiliki bayi.
Baca juga: Ini Perbedaan Baby Blues dan Postpartum Depression
Jadi, semua ibu yang melahirkan bisa saja mengalami depresi pasca melahirkan tetapi pada beberapa ibu, risiko itu lebih besar karena 7 hal berikut ini.
1. Pernah depresi atau mengalami depresi pasca melahirkan sebelumnya.
2. Punya riwayat keluarga yang mengalami depresi atau penyakit mental.
3. Mengalami traumatis selama kehamilan, misalnya ada keluarga yang meninggal.
4. Minum minuman beralkohol atau narkoba.
5. Ada masalah kesehatan pada janin sehingga ibu cemas dan khawatir yang berlebihan.
Baca juga: 7 Manfaat Jus Wortel Selama Kehamilan
6. Perasaan campur aduk yang berlebihan menjalani kehamilan dan menghadapi persalinan.
7. Kurangnya perhatian dari support system, seperti dari pasangan, keluarga, atau kerabat.
Saat merasa ada sesuatu yang enggak beres dengan kondisi fisik dan mental, sebaiknya segera mencari pertolongan tenaga ahli seperti dokter atau psikolog. Karena kondisi ini bisa diobati secara efektif dan berkurang seiring dimulainya pengobatan.