You are beautiful because you let yourself feel, and that is a brave thing indeed.
Shinji Moon

6 Bahaya Jika Orang Tua Selalu Mau Ikut Campur

author
Hasto Prianggoro
Jumat, 5 April 2019 | 10:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Tak sedikit orang tua yang tak bisa berdiam diri dan penginnya selalu mengontrol anak, bahkan sampai hal-hal kecil sekalipun mereka ikut campur.

Salah satu alasan orang tua adalah demi kebaikan anak, padahal, tanpa disadari, orang tua justru sedang membawa anak menjadi anak yang tak percaya diri, mudah cemas, dan tidak mandiri. 

Sebaiknya, beri anak kebebasan untuk melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan. Sepanjang bukan aktivitas yang membahayakan, ini akan membuat anak memiliki rasa percaya diri dan kemampuan untuk mencari solusi bagi masalah yang mereka hadapi.

Apa risiko jika orang tua terlalu ikut campur?

1. Kelelahan dan stres

Sulit membedakan apakah anak ikut satu kegiatan karena keinginannya sendiri atau karena orang tua yang sebetulnya bermimpi. Malah, ada orang tua yang memasukkan anaknya ke berbagai kelas atau kursus, tanpa mempertimbangkan apakah anak suka dan merasa nyaman. 

Studi tahun 2011 yang dimuat pada Journal of Child and Family Studies menemukan bahwa memasukkan anak ke berbagai kelas ataupun les tak selalu membuat anak-anak jadi lebih bahagia, lebih sehat atau lebih sukses. Jika anak tak berminat, yang ada malah anak merasa kelelahan dan stres saking banyaknya aktivitas yang harus mereka ikuti.

Baca juga: 5 Jalan Menjaga Asupan Nutrisi Anak

2. Anak jadi tak kreatif

Orang tua yang mau mengontrol semua aktivitas anak tak sadar sedang mengirim pesan bahwa tak ada yang lebih baik daripada apa yang mereka inginkan. Padahal, ini justru akan membuat kreativitas anak jadi kurang atau hilang. 

Orang tua harus tahu bahwa anak sebetulnya bisa menyelesaikan masalah mereka dengan cara mereka sendiri. Satu masalah memiliki banyak solusi.

Jadi, membiarkan anak mengeksplorasi, belajar, dan melakukan upaya berulang-ulang untuk mengatasi masalah justru baik bagi perkembangan mereka.

3. Orang tua cemas, anak pun cemas

Orang tua memilih terlibat dalam semua urusan anak karena mereka merasa cemas segala sesuatunya bisa menjadi tak bagus jika mereka tak ikut campur dan mengontrol. Jangan lupa, anak bisa merasakan apa yang dirasakan orang tua, meskipun orang tua tidak menunjukkan kecemasan mereka di depan anak.

Akibatnya, anak akan terbawa dan ikut-ikutan cemas dan grogi. Beri anak kesempatan dan kepercayaan supaya mereka bisa menemukan diri mereka sendiri. 

| SHUTTERSTOCK
4. Anak takut melakukan kesalahan

Jika orang tua selalu memonitor dan mengontrol apa-apa yang dilakukan anak, yang terjadi justru anak takut melakukan kesalahan. Padahal melakukan kesalahan bisa menjadi alat belajar bagi anak supaya mereka tak lagi melakukan kesalahan serupa.

Orang tua sebaiknya mengajarkan bahwa berbuat salah itu wajar dan manusiawi. Bicarakan juga pentingnya menerima risiko atas apa yang mereka lakukan.

5. Bisa mengganggu kesehatan mental

Anak-anak yang memiliki orang tua yang selalu ikut campur ternyata memiliki risiko mengalami masalah kesehatan mental. Depresi dan kecemasan bisa muncul ketika anak merasa tak punya ruang untuk mengekspresikan diri mereka.

Studi tahun 2013 di Journal of Social and Clinical Psychology juga mendapatkan fakta bahwa anak-anak ini jadi kurang mandiri, bahkan hingga mereka dewasa. 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro