Bagi orang lain, mungkin hanya scrapbook biasa. Tetapi tidak bagi Elma van Vliet. Setiap kali dia membuka halaman demi halaman scrapbook itu, air matanya selalu tak tertahan. Buku itu dibuat oleh ibunya sebelum meninggal, isinya foto dan catatan kenangan bersama keluarga.
“Buku ini milikku yang paling berharga,” kata Elma (45), penulis yang tinggal di Deft, Belanda. Elma dan ibunya, Margreeth, memang memiliki hubungan yang sangat dekat. “Dia adalah orang pertama yang akan membuka pintu dan hatinya bagi orang lain. Dia sangat baik dan ibu yang luar biasa.”
Elma melanjutkan, “Ibu mengajariku betapa pentingnya menjadi orang yang mandiri, berpendidikan, dan memiliki karier. Jadi, itulah yang kulakukan,” kata Elma. “Aku sangat sibuk. Aku punya pekerjaan yang bagus dan semua simbol kemapanan yang dibutuhkan. Suatu hari, ibuku menelepon dan memberiku kabar buruk soal penyakitnya.”
Margreeth didiagnosa menderita kanker esofagus stadium akhir dan diperkirakan tak bakal berumur panjang. Elma dan kedua saudara laki-lakinya menjadi sangat terpukul. “Hatiku hancur dan panik, karena jujur selama ini ibu selalu ada buat kami,” katanya.
Itu sebab, Elma kemudian berinisiatif membuat memory book. Di buku itu, Elma meminta ibunya menulis catatan dan foto tentang semua hal yang tak ia ketahui. Margreeth sangat suka ide Elma dan mulai membuat scrapbook. Ketika dikembalikan ke Elma, buku itu sudah penuh dengan catatan, coretan dan foto-foto tentang kehidupan Margreeth dan keluarganya. Buku itu juga makin mendekatkan Elma dan Margreeth.
Baca juga: 9 Tahun Merawat Ibu Kandung Tanpa Memberitahu Identitas
Elma kemudian terinspirasi untuk menerbitkan memory book tersebut dan segera menghubungi penerbit. Tahun 2005 buku itu terbit dengan judul Mum, Tell Me. Buku itu laris terjual hingga 2 juta kopi, bahkan satu dari 10 keuarga di Belanda pasti menyimpan buku itu di rak buku mereka.
Sukses menerbitkan buku pertama, Elma memutuskan berhenti bekerja dan mulai menulis buku berikutnya. Kali ini tentang ayah, nenek dan kakeknya. Margreeth sendiri masih sempat melihat kesuksesan buku karya Elma.
Margreeth meninggal tahun 2018 setelah 17 tahun berjuang melawan kanker esofagus. “Aku bersyukur masih sempat menemani ibu sampai meninggalnya. Hikmah yang aku peroleh adalah kebahagiaan itu bukan tentang hal-hal yang bersifat materi semata, tetapi bagaimana kita memiliki kenangan bersama orang-orang yang kita cintai,” kata Elma.