Pernahkah Bunda terheran-heran melihat si Kecil suka banget telanjang? Dipakaikan baju atau celana tetapi kemudian dilepas lagi? Ternyata ini penyebabnya.
Awalnya mungkin terlihat lucu melihat anak batita telanjang dan berlarian kesana-kemari. Tetapi bila ini dilakukan terus menerus dan anak enggan memakai baju maupun celana, pasti muncul pertanyaan, “Kenapa, sih anak suka banget telanjang?”
Yang perlu diketahui adalah, ini sesuatu yang wajar terjadi pada anak-anak, khususnya anak batita. Alasan pertama berkaitan dengan indera perasa. Anak tak suka merasa tak nyaman. Anak lebih suka merasa nyaman. Sama halnya orang dewasa, ketika tubuhnya terasa tak nyaman pasti akan mencari cara agar tubuhnya nyaman.
“Mungkin saja bajunya terlalu ketat atau bahannya yang terlalu keras sehingga nggak nyaman,” kata psikolog Vanessa Lapointe, penulis buku Discipline Without Damage: How to Get Your Kids to Behave Without Messing Them Upseperti dikutip Today’s Parent.
Baca juga: 6 Bahaya Jika Orang Tua Selalu Mau Ikut Campur
Suhu udara juga bisa menjadi sebab anak maunya telanjang, khususnya di malam hari. Orangtua sering khawatir anak bisa sakit atau masuk angin kalau nggak pakai baju di malam hari. Akibatnya anak dipakaikan baju berlapis-lapis. Padahal, suhu udara di luar misalnya sedang panas-panasnya. Hasilnya, anak gerah kepanasan.
Faktor penyebab lain adalah anak usia batita sedang berada pada fase mencari perhatian, pengin menunjukkan bahwa mereka juga punya power dan independensi. Apalagi jika melepas baju atau celana dan telanjang merupakan hal baru bagi mereka. “Anak akan merasa, ‘Yes, aku bisa membuka bajuku sendiri..!’ Dan jika orangtua bereaksi berlebihan terhadap tingkah anak yang tak mau pakai baju, anak justru akan merasa penasaran dan tertantang,” lanjut Vanessa.
Orangtua sebaiknya menjadikan acara memilih dan memakai baju sebagai rutinitas. Jelaskan kenapa mereka harus memakai baju dan apa yang akan terjadi kalau mereka tidak memakai baju. Lakukan proses memakai baju sebagai hal yang menyenangkan yang bisa diingat anak, misalnya ketika memasukkan lengan baju, katakan, “Ayo lengan, giliran kamu masuk ya. Horee..!”
Yang perlu dicatat, ketika anak telanjang kesana-kemari, jangan melemparkan kata atau kalimat yang bisa membuat anak jadi bahan tertawaan, seperti, “Hiii… kelihatan penisnya tuh..” Pilih kalimat lain seperti, “Adek harus tutupi penis dengan celana ya..” Ini sekaligus juga mengenalkan konsep privasi ke anak.