The best way to make children good is to make them happy.
Oscar Wilde

Anak Ketahuan Mencuri? Ini Yang Harus Bunda Lakukan

author
Hasto Prianggoro
Kamis, 11 April 2019 | 14:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Pernahkah Bunda memergoki atau melihat si Kecil mengambil barang milik temannya? Apa yang harus dilakukan?

 

Ada banyak penyebab kenapa anak suka mengambil barang milik orang lain, di antaranya kontrol atas impuls yang lemah, pengin terlihat keren di mata teman-temannya, pengin memiliki barang tersebut, pengin membalas kelakuan temannya (misalnya mengambil barang milik pembully), takut atau malu meminta dibelikan barang yang sama kepada orangtua, menganggap tindakan ini sebagai hal yang menantang dan menyenangkan, atau karena stres.

Ketika mendapati anak mencuri barang milik orang lain, Bunda harus bisa memisahkan antara pola asuh dan tindakan anak. Artinya, fakta bahwa anak mencuri bukanlah gambaran dari gaya parenting yang Bunda anut. Tak ada orangtua normal yang mengajarkan anaknya untuk berbuat kejahatan, bukan? Ingat, fakta menunjukkan bahwa banyak anak yang mengambil barang orang lain bukan karena mereka jahat tetapi karena mereka belum tahu konsekuensinya.

Baca juga: Bahaya Cyberbullying, Cermati Gejala-gejala Anak Jadi Korban

Bagaimana jika anak kadung mencuri? Berikut ini 6 langkah yang harus dilakukan orangtua saat mendapati si Kecil mencuri:

1.Tunjukkan penolakan atas tindakannya. Tegaskan bahwa Bunda tidak akan menolerir perilakunya tersebut.

2.Ajak anak bicara, kira-kira kenapa dia melakukan tindakan tak terpuji tersebut, apa motivasinya, apakah anak sudah melakukannya berkali-kali, dan sebagainya. Jangan gegabah dengan langsung menyalahkan anak begitu saja dan jangan mempermalukan anak, kecuali Bunda pengin mengakhiri pembicaraan tanpa memperoleh informasi apa pun tentang perilaku anak.

3.Beritahu anak tentang nilai dan etika, tapi jangan bertele-tele. Katakan secara singkat tapi tegas, ingatkan anak untuk tidak mengulangi perilaku tersebut.

| SHUTTERSTOCK
4.Dorong anak untuk mengembalikan benda yang dia ambil dan meminta maaf kepada si empunya. Bunda bisa membantunya misalnya dengan mengantarkan anak mencari atau membeli benda pengganti dan meminta maaf.

5.Katakan kepada anak bahwa Bunda tahu dan memperhatikan apa yang dilakukan anak. Jelaskan bahwa apa yang dia lakukan bisa membuat Bunda tak percaya dan ada konsekuensinya.

6.Kenali dan cari tahu situasinya, apakah anak memang punya pola atau kebiasaan mencuri? Minta anak berkata jujur. Jika anak ternyata sudah sering melakukannya, atau mengambil barang orang lain disertai tindakan tak baik lainnya, Bunda bisa meminta bantuan profesional.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro