Kasih sayang dan cinta pasangan baya ini sungguh patut dicontoh. Hampir separuh usia mereka dihabiskan untuk mengambil dan merawat anak-anak asuh dan merawat mereka hingga dewasa. Hingga kini mereka belum juga berniat menghentikan kebiasaan mulianya itu.
Selama hampir 4 dekade, pasangan Viv (79) dan Ken (86) rutin mencari dan merawat anak-anak asuh. Rumah Ken yang nyaman di Kent, Inggris, telah menjadi rumah bagi lebih dari 50 anak asuh dengan berbagai cerita suka dan dukanya.
“Rasanya menyenangkan bisa membuat perbedaan bagi kehidupan seorang anak, apalagi jika anak-anak itu sebelumnya punya kehidupan yang sulit,” kata Viv yang ingat seorang anak asuhnya suatu ketika duduk di pinggir tempat tidur dan menangis sambil berkata, “Aku hanya ingin ada orang yang menyayangiku..”
Bagi Viv, kalimat itu merupakan kalimat untuk semua anak. “Semua anak hanya butuh cinta dan kasih sayang dari seseorang yang mereka sayangi.”
“Begitu kami mengambil anak asuh yang pertama, kami tak bisa berhenti dan terus mengambil dan merawat anak asuh. Kami tidak melakukannya untuk mencari uang, karena ini adalah pekerjaan sukarela full time 24 jam. Semua anak berhak atas keluarga yang bisa memberi mereka kasih sayang dan cinta, itu saja alasan kami,” lanjutnya.
Pasangan ini mencari anak-anak asuh dari segala usia selama bertahun-tahun dan mereka menjalin hubungan keluarga dengan semua anak asuh yang kini sudah dewasa dan berkeluarga. Bahkan, sebagian dari anak-anak asuh itu masih memanggil Viv dan Ken dengan Nanny dan Pop.
“Menyenangkan melihat mereka masih mau datang berkunjung dan menganggap kami sebagai orangtua,” kata Ken. Setiap tahun, Viv dan Ken juga mendapat belasan kiriman kartu Natal dari mantan anak asuhnya dengan pesan mengharukan. “Sebisa mungkin kami bertemu mereka. Pernah, anak asuh kami datang dari Norwegia, lho.”
“Bayi itu diasuh selama 2 tahun, dan ketika tiba saatnya harus berpisah, Gil tak bisa berpisah darinya sehingga akhirnya memutuskan mengadopsi bayi itu. Sekarang bayi itu sudah berumur 22 tahun dan merupakan cucu kesayangan kami,” kata Viv.
Kebanyakan anak-anak asuh itu datang dari keluarga bermasalah dan punya persoalan dengan perilaku mereka. “Kebanyakan dari mereka tidak mendapat pengasuhan yang baik, ada yang orangtuanya kriminal atau pemabuk. Kami pernah mengambil anak yang diperkosa ayah dan kakak kandungnya. Tapi penyelidikan kasusnya dihentikan karena tak ada bukti kuat. Pada saat seperti itu yang bisa kami lakukan adalah memberikan support dan perlindungan.”
Viv dan Ken tak hanya mengambil anak asuh dari daratan Inggris, tetapi juga pengungsi dari negara-negara lain. “Kami punya anak asuh dari Afghanistan, Syria, Eritrea, dan Cina.”
Kini, meski sudah berusia lanjut, pasangan ini tetap mencari anak-anak asuh dan tidak pernah berniat pensiun. “Kami akan berhenti pada saatnya nanti..”