When I get up and work out, I’m working out just as much for my girls as I am for me, because I want them to see a mother who loves them dearly, who invests in them, but who also invests in herself. It’s just as much about letting them know as young women that it is OK to put yourself a little higher on your priority list.
Michelle Obama

Olahraga Saat Puasa, Hindari Terik Matahari

author
Hasto Prianggoro
Minggu, 5 Mei 2019 | 12:04 WIB
| SHUTTERSTOCK

Bulan suci Ramadan telah tiba. Meski puasa, kondidi tubuh harus tetap dijaga agar tetap bugar. Salah satunya dengan berolahraga.

 

Bolehkah berolahraga saat puasa? Boleh. Bahkan olahraga saat puasa sangat penting untuk menjaga tubuh agar tetap bugar. Banyak olahraga yang bisa dijadikan pilihan, tetapi sebaiknya pilih olahraga yang tidak terlalu banyak memakan energi.

Olahraga apa yang sebaiknya dipilih? Beberapa jenis olahraga yang bisa dilakukan antara lain senam ringan, lari di treadmill, atau fitnes ringan. Olahraga seperti tenis, basket atau sepak bola sebaiknya dihentikan dulu, karena olahraga jenis ini membutuhkan energi yang besar.

Pilih olahraga nonprestasi alias bukan untuk bertanding, melainkan sekadar menjaga agar tubuh bugar. Olahraga prestasi dan olahraga rekreasi untuk menjaga kebugaran tubuh membutuhkan energi dan frekuensi latihan yang juga berbeda.

Baca juga:  Gangguan Perut Bisa Jadi Karena Pikiran, Ini 6 Tanda-Tandanya

Meski demikian, tak ada patokan pasti berapa lama olahraga atau latihan sebaiknya dilakukan. Ini sangat tergantung dari ketahanan fisik masing-masing orang yang tidak sama. Namun, jika biasanya frekuensi olahraga 2 – 3 kali seminggu, saat puasa bisa dikurangi menjadi cukup seminggu sekali. 

Yang sebaiknya juga diperhatikan adalah jangan berolahraga di bawah terik matahari selama puasa. Pasalnya, tubuh membutuhkan energi untuk berolahraga sehingga jika kita berolahraga di bawah terik matahari pasti membutuhkan energi ekstra untuk melawan panas matahari.

Sebaiknya berolahraga pada sore hari, beberapa jam menjelang berbuka puasa. Ini akan menggantikan energi yang hilang selama puasa dengan energi baru dari asupan makanan saat berbuka puasa. Bisa juga dilakukan malam hari usai melakukan salat Taraweh.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro