Being a parent has made me more open, more connected to myself, more happy, and more creative. I’m more discerning in what I do and how I do it. It’s just made me a better person all the way around.
Alicia Keys

Kenapa Anak Suka Nungguin Orangtua Pup? Ternyata Ini Alasannya

author
Hasto Prianggoro
Rabu, 8 Mei 2019 | 12:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Bagi anak, orangtua adalah idola. Mereka akan meniru, mengikuti apa yang dilakukan orangtua, termasuk ketika orangtua tengah berada di kamar mandi atau toilet.

 

Meskipun bikin canggung, anak yang suka mengikuti atau nungguin orangtua mandi atau buang hajat sebetulnya normal-normal saja. Alasan sederhananya adalah karena rasa ingin tahu. Anak batita khususnya, pengin tahu semua hal yang ada dan terjadi di sekeliling mereka, termasuk tubuh dan aktivitas manusia.

Bagi mereka, tubuh manusia merupakan hal baru yang asing dan membuat mereka heran atau bertanya-tanya. Begitu pun ketika orangtua tengah BAB. Mereka pengin tahu, sedang apa, sih ayah atau bunda di dalam sana?

Penjelasan lainnya, menunggui atau ikut orangtua ke kloset atau kamar mandi merupakan cara anak supaya tetap dekat dengan orangtua. Di usia 2 tahunan, cara anak supaya terhubung dengan orangtua adalah melalui “kesamaan”, atau menjadi sama dengan orangtua.

Baca juga:  4 Bahasa Tubuh Anak Yang Wajib Diketahui Orangtua

“Ulah anak ini sebetulnya penting bagi perkembangan anak. Dengan melihat orangtua di kamar mandi, mereka tengah mencoba mencari tahu dan kemudian akan mempraktekkan sendiri,” kata Vanessa Lapointe, psikolog dan penulis buku Discipline Without Damage: How to Get Your Kids to Behave Without Messing Them Upseperti dikutip dari todaysparent.com.

Orangtua biasanya akan merasa aneh melihat kelakuan anak yang nungguin di depan pintu toilet. Ini karena ada rasa malu. Tidak apa-apa asalkan orangtua tidak menunjukkan rasa malu ini di depan anak. “Segala hal yang berkaitan dengan rasa malu dan rasa bersalah pasti akan menjadi masalah, jadi sebaiknya tidak ditunjukkan ke anak,” jelas Lapointe.

Kuncinya, lanjut Lapointe, “Jangan membuat anak merasa bersalah dengan apa yang mereka lakukan karena ini sebetulnya merupakan bentuk rasa ingin tahu anak dan cara mereka supaya bisa selalu dekat dengan orang yang sangat mereka andalkan, yaitu orangtua.”

| SHUTTERSTOCK
Orangtua bisa mengalihkan perhatian anak dari aktivitas yang tengah dilakukan ibu atau ayah. Misalnya membiarkan anak membawa mainan atau buku ke dalam kamar mandi supaya mereka asyik dengan mainan atau bukunya.

Bagi anak, aktivitas orangtua ini juga merupakan sesuatu yang baru dan misterius. Dan begitu misteri terpecahkan, biasanya sesuatu itu menjadi tak lagi menarik. Jadi, lebih baik jelaskan pada anak aktivitas apa yang tengah dilakukan supaya anak tak lagi ingin tahu.

Tingkah laku anak ini bisa juga dijadikan ajang pembelajaran untuk potty training. Misalnya meletakkan kloset mini di samping closet dewasa lalu mengajarkan anak untuk potty traning. Orangtua bisa pula membuat aturan kapan dan dimana anak boleh mengikuti orangtua, tentu dengan penjelasan yang masuk akal. Ingat, apa yang dilakukan anak ini merupakan fase normal dan pasti akan segera berlalu.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro