Konstipasi atau sembelit tak hanya dialami orang dewasa. Anak-anak pun bisa mengalaminya. Apa yang harus dilakukan orangtua?
Anak tak bisa BAB tentu bikin orangtua cemas. Tetapi tidak BAB sehari sebetulnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan dan tak selalu merupakan tanda anak mengalami sembelit. Lain halnya jika anak hanya BAB tak lebih dari 3 kali seminggu atau sulit BAB, fesesnya keras atau terlalu besar. Bisa jadi anak mengalami sembelit.
Gejala lain termasuk anak mengeluh perutnya sakit atau mencret. Karena merasa sakit saat BAB, anak biasanya akan terlihat kesakitan meringis saat BAB, menyilangkan kaki, berjalan berjingkat, dan lainnya.
Baca juga: Kenapa Anak Suka Nungguin Orangtua Pup? Ternyata Ini Alasannya
Anak bisa sembelit karena beberapa sebab. Di usia batita anak biasanya suka mengonsumsi jajanan atau makanan yang rendah serat. “Minum banyak susu juga bisa memicu sembelit,” kata Roxanne MacKnight, dokter keluarga di Michigan.
Kadang-kadang rasa cemas anak karena harus BAB di kloset juga membuat mereka enggan BAB. Terlalu asyik bermain, cemas karena mulai masuk sekolah, juga bisa membuat mereka enggan BAB. “Kebanyakan, sembelit pada anak tidak berhubungan dengan faktor medis,” lanjut MacKnight.
Yang pertama harus dilakukan adalah mengubah menu makan dan minum anak, terutama banyak-banyak minum. Air akan membantu melancarkan makanan dan melembutkan feses. Disarankan untuk juga memberikan jus buah seperti pir, apel, atau plum karena kandungan seratnya yang tinggi. Plum dikenal bisa membantu mencegah sembelit.
Biasanya anak akan memilih-milih makanan, apalagi jika menu makanan yang disajikan adalah menu baru yang asing. Jadi, sebaiknya ajak anak untuk menyiapkan makanan sehatnya sendiri, misalnya dengan mengajaknya berbelanja dan memilih makanan favorit yang sehat.
Jangan memaksa anak untuk BAB. Pelan-pelan, ajak anak pergi ke kloset dengan lembut setiap hari. Jika anak masih juga kesulitan BAB dan terus mengeluh sakit perut, sebaiknya bawa dia ke dokter.