Pria ini mencatat rekor sebagai tunanetra pertama yang ikut lomba maraton New York City Half Marathon, Minggu (17/3) lalu, didampingi 3 anjing pemandu.
Thomas Panek (48) dan timnya berhasil menyelesaikan lomba sejauh 22 km dalam waktu 2 jam 21 menit. Anggota timnya bukanlah pelari maraton biasa. Mereka adalah 3 anjing labrador pemandu yang luar biasa.
Sebelumnya Panek selalu didampingi seorang sebagai pemandu lari dan telah mengikuti 20 lomba maraton. Meskipun begitu, Panek merasa kurang puas karena selalu berhasil menyelesaikan lomba didampingi seorang pemandu. Dia pengin "mandiri." Akhirnya, Panek memutuskan mengikuti program pelatihan lari bersama anjing pemandu.
Panek memang keranjingan pada olahraga lari. Dia tak pernah berhenti berlari meskipun kehilangan penglihatanya saat berusia 20 tahun-an. Panek juga merupakan Presiden dan CEO Guiding Eyes for the Blind, sebuah yayasan nonprofit di New York yang melatih anjing untuk dijadikan teman pendamping bagi para tunanetra.
Sekitar 20 anjing berhasil lulus dari pelatihan Guiding Eyes dan 12 lainnya tengah menjalani pelatihan serupa. Anjing-anjing yang telah lulus pelatihan ini kemudian mendapat penugasan untuk mendampingi para tunanetra.
Untuk bisa mengikuti program ini, seleksi yang dilakukan lebih ketat dan dibutuhkan tingkat kebugaran dan disiplin anjing yang lebih tinggi. Anjing-anjing ini harus memandu pelari tunanetra melewati rute yang beragam, naik turun tangga, dan menyusuri perkampungan di tengah keramaian dan kebisingan kota.
“Kedekatan emosi dengan anjing pemandu sangat penting. Tak bisa hanya asal pilih dan kemudian berlari,” kata Panek. “Kami harus bisa menjadi tim, sekalipun rekan setim kami adalah seekor anjing. Di kamp latihan pun kami selalu bersama-sama.”
Ketiga anjing jenis labrador ini bergantian mendampingi Panek menempuh lomba. Gus menjadi anjing pemandu terakhir yang ikut menyentuh garis finish bersama Panek di Central Park. “Momen itu cukup emosional buat saya karena saya dan Gus sudah bersama cukup lama,” kata Panek yang sejak 2015 memilih Gus sebagai pendamping dan pemandunya sehari-hari.
Lewat keikutsertaannya di lomba maraton bersama anjing pemandu, Panek berharap para tunanetra maupun kaum difabel lain bisa terinspirasi dan tidak patah semangat untuk mencoba menembus batas kemampuan yang sepertinya tidak mungkin dilakukan.