I finally realized that being grateful to my body was key to giving more love to myself.
Oprah Winfrey

Si Kecil "Heboh" Di Mal, Apa Yang Harus Dilakukan?

author
Hasto Prianggoro
Senin, 20 Mei 2019 | 16:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Anak batita belum memahami tentang etika atau resiko yang mungkin timbul dari perilakunya. Salah satunya, heboh saat berada di keramaian. Misalnya berlarian atau berteriak-teriak di mal. Untuk mencegah hal ini terjadi, ini yang bisa dilakukan orangtua.

 

1. Tidak mengajak anak

Cara paling mudah untuk menghindari anak berlarian adalah dengan tidak mengajaknya jalan-jalan. Jika ada pengasuh di rumah, sebaiknya tinggalkan anak bersama pengasuhnya. Yang penting, orangtua tahu waktu yang dibutuhkan dan tetap memantau anak, misalnya menelepon pengasuh.

2. Pilih waktu yang tepat

Jika anak tetap harus diajak, pilih waktu yang tepat. Berbelanja di Senin pagi misalnya, jauh lebih nyaman dibandingkan mengajak anak jalan-jalan ke mal di hari Minggu. Jika berniat mengajak anak bermain di playground mal, datang lebih awal ketika ketika wahana permainan baru dibuka, jangan pada hari atau jam-jam ramai pengunjung.

3. Pilih mal langganan

Ajak anak ke arena atau tempat yang sudah akrab, misalnya ke mal langganan di dekat rumah. Ini untuk mengantisipasi seandainya terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Misalnya anak lepas dari pengawasan orangtua. Orangtua juga bisa lebih fokus mengawasi anak daripada menghapal atau beradaptasi ke tempat yang baru.

4. Batasi waktu

Anak batita memiliki rentang perhatian lebih pendek. Jadi, batasi waktu berbelanja atau berjalan-jalan supaya anak tidak bosan. Rencanakan lebih dulu apa yang mau dicari atau dilakukan di mal atau toko tertentu supaya lebih efisien.

Baca juga: Kenapa Si Kecil Nakal di Sekolah Tapi Di Rumah Tidak?

Selain mencegah agar anak tidak berulah atau berlarian di mal, orangtua sebaiknya juga tidak melakukan hal-hal ini ketika anaknya berlarian kesana kemari.

1.Tidak mengancam dengan mengatakan akan meninggalkannya di mal. Ini terbukti tak efektif karena orangtua sebetulnya tak benar-benar mau meninggalkan anak.

2.Tidak memberi hukuman yang tak sesuai dengan perilaku anak. Ini juga kesalahan umum yang sering dilakukan orangtua. Misalnya, mengancam tidak akan membelikan anak mainan favorit jika anak masih berlarian terus. Padahal, mainan tak ada hubungannya dengan perilaku anak. Hukuman ini tidak akan membuat anak belajar bahwa ada akibat yang harus ia terima dari perilakunya itu.

3.Tidak bertindak emosional. Bertindak tegas boleh saja, tetapi sebaiknya jangan sampai kehilangan emosi. Lebih baik beritahu anak kenapa ia tak boleh berlarian kesana-kemari di mal. Misalnya karena akan mengganggu orang lain, membuatnya bisa tersesat dan sebagainya. Emosi hanya akan memberi anak peringatan bahwa apa yang ia lakukan bisa memicu reaksi emosional orangtua.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro