“Kamu nggak boleh main sama kita-kita..”
“Ini tempat dudukku, kamu minggir sana..”
Kalimat-kalimat seperti ini sering kita dapati pada kelompok anak-anak usia sekolah ketika mengasingkan teman yang lain. Kelompok ini sering disebut juga dengan “klik” atau bahasa gaulnya “geng.”
Sebetulnya apa, sih klik itu? Normalnya, anak-anak menjalin hubungan pertemanan dengan teman-temannya, entah di lingkungan tempat tinggal maupun sekolah. Hubungan ini bisa menjadi sangat dekat sehingga membentuk klik yang tidak bisa diikuti semua anak.
Klik biasanya mempunyai seorang leader yang akan menentukan siapa saja yang boleh bergabung. Klik bisa terbentuk pada anak-anak SD hingga SMA, tetapi bisa juga dimulai ketika anak duduk di bangku TK. Apa yang harus dilakukan orangtua ketika anak ikut klik-klikan?
Baca juga: 8 Cara Melatih Anak Menjadi Seorang Problem Solver
1. Tanyakan bagaimana sekolahnya?
Dengarkan baik-baik jawaban anak dan beri pertanyaan yang lebih spesifik, misalnya, “Bagaimana sekolah tadi? Kamu makan siang bareng siapa?” Jika anak terlihat enggan menjawab, sedih, atau menjawab, “Sendirian,” tanyakan kenapa?
2. Bicarakan dengan guru
Guru kelas biasanya paham situasi di kelas dan mungkin bisa membantu. Guru kelas biasanya juga berpengalaman menghadapi klik atau kelompok murid dan memberi solusi ketika anak diasingkan oleh kelompok teman-temannya.
3. Ini bukan fase normal
Ya, anak diasingkan temannya bukanlah fase yang akan membuat anak tangguh dan mampu mandiri. Pengasingan atau bullying adalah bentuk agresi. Dan meskipun klik-klikan sudah ada sejak dulu, bukan berarti hal ini bisa dibiarkan. Yang penting lagi, riset menunjukkan bahwa efek bullying bisa bertahan bertahun-tahun setelah anak dewasa, bahkan bisa menyebabkan masalah kesehatan atau kemunduran perkembangan.
Baca juga: 5 Alasan Membaca Bersama Anak Itu Penting
4. Minta anak bermain engan teman yang lain
Ketika seseorang diasingkan, biasanya ia akan berupaya keras supaya bisa kembali diterima di kelompoknya. Katakan pada anak bahwa ada banyak teman lain yang bisa diajak bermain. Jangan biarkan anak fokus pada kelompok klik yang sudah mengasingkannya.
5. Jika anak menjadi anggota kelompok
Katakan pada anak dampak dari ikut klik-klikan, misalnya tidak bisa bebas melakukan apa saja kecuali mendapat “izin” dari anggota yang lain, harus mengikuti kemauan kelompok, atau ikut-ikutan mengasingkan teman. Pancing empatinya dengan menanyakan bagaimana perasaannya jika ia menjadi teman yang diasingkan atau dibully kelompoknya.