Love as powerful as your mother’s for you leaves its own mark to have been loved so deeply .. will give us some protection forever.
J.K. Rowling

7 Pelajaran Bisnis Dari Game of Thrones

author
Hasto Prianggoro
Selasa, 11 Juni 2019 | 14:00 WIB
| theatlantic.com

Penggemar serial Game of Thrones (GoT) pasti merasa kehilangan setelah tayangan itu berakhir bulan lalu. Tetapi, banyak pelajaran yang bisa diambil, salah satunya bagi yang punya bisnis. Ternyata banyak strategi di GoT yang bisa diaplikasikan pada bisnis, seperti dikutip dari entrepreneur.com.

1. Berani melakukan perubahan

Sepanjang 8 musim penayangan GoT, penonton dibuat merana karena karakter-karakter favorit bertumbangan. Toh, perubahan karakter ini ternyata justru membantu penonton memahami jalan cerita dan pesan yang ingin disampaikan.

Sebagai pebisnis, kita seharusnya juga memandang bisnis dengan cara yang sama. Ketika bisnis menunjukkan performa menurun, baik dalam hal penjualan, kualitas produk, maupun performa karyawan, kita harus bisa melakukan perubahan supaya menjadi lebih baik atau, jika perlu, “matikan” saja dan bangun bisnis baru.

Baca juga: Rencana Keuangan Bagi Si Milenial

2. Berhutang secara bijak

Pada GoT, Iron Bank menjadi institusi pemberi hutang bagi banyak Kingdom. Meski banyak membantu Kingdom, toh Iron Bank tetap tegas terhadap siapa pun yang berhutang, kerabat atau teman sekalipun.

Jadi, meski berhutang adalah hal wajar bagi pengusaha, sebaiknya kita bijak saat memutuskan berhutang. Sebisa mungkin segera lunasi hutang. Jika tidak, hutang akan menjadi ganjalan, bahkan pembawa petaka bisnis.

3. Selalu ada masa sulit

Tak peduli situasi bisnis saat ini, “musim dingin” pasti akan datang. Masa-masa sulit pasti menerpa bisnis kita. Dan ketika itu datang, kit butuh sumber daya agar mampu bertahan. Jadi, mulailah bertindak smart dan menyusun strategi bisnis yang tepat. Buat produk yang tepat, pemasaran yang jitu, dan target pasar yang loyal. Jadi, begitu masa-msa sulit tiba, kita mampu mulus melewatnya. Seperti yang dikatakan keluarga Stark, “Serigala yang sendirian akan mati, tetapi kawanannya akan bertahan.”

| SHUTTERSTOCK
4. Cerdas menghindari kompetisi

Pengin memenangkan kompetisi tanpa terluka? Jauhi pertempuran. Ketika para pesaing saling “menghancurkan”, lebih baik cari solusi bagi masalah bisnis kita sendiri. Contohlah Cersei yang “membiarkan” musuh-musuhnya berjibaku menghadapi White Walkers, sementara Cersei sibuk mempersiapkan diri untuk perang penghabisan.

Hindari pasar yang sudah penuh, atau jika sudah telanjur berada di dalamnya, lakukan pivot. Ubah model bisnis tetapi tetap berpijak pada visi bisnis yang sudah disepakati. Misalnya jika sebelumnya lebih ke model bisnis tradisional, ubah ke bisnis online.

5. Pilih staf yang paham visi

Setiap pebisnis pengin merekrut orang-orang terbaik, tetapi yang harus dipahami, orang-orang atau staf yang terampil belum tentu yang terbaik. Lebih baik cari staf yang mengerti visi bisnis kita. Meskipun bukan ahli pada bidangnya, tetapi passion mereka akan sangat membantu mereka memhami bisnis yang kita jalankan.

Lihatlah Hodor. Meski hanya punya satu kosa kata yakni “Hodor”, loyalitas dan kemauan untuk menjalankan tugas membuatnya menjadi karakter sentral dan penting di GoT.

| SHUTTERSTOCK
6. Mampu beradaptasi

Kenapa banyak karakter favorit GoT yang mati? Salah satu alasannya karena mereka tak bisa beradaptsai. Dalam bisnis sehari-hari pun kita sebaiknya mau dan mampu beradaptasi. Evaluasi situasi, lakukan survei, cek apa yang macet, dan fokus menjaga bisnis tetap berjalan lancar. Misalnya jika tahun lalu promosi tak berjalan baik, ubah dan buatlah promosi yang lebih keren agar calon pembeli tertarik.

7. Bersikap baik pada staf

Kenapa Grey Worm dan Missandei patuh mengikuti Daenerys Targaryen hingga akhir cerita (Missandei bahak rela kehilangan nyawa demi Sang Ratu Naga)? Ini karena Daenerys adalah orang pertama yang memperlakuukan mereka secara terhormat.

Era sekarang ini, pekerjaan sering dianggap sebagai mesin penghasil uang semata. Sebaiknya, ubah mindset karyawan dengan memberi mereka peluang untuk terlibat dalam perkembangan bisnis, tak semata sebagai karyawan. Sebagai imbalan, mereka pasti akan bekerja dengan penuh loyalitas, seperti halmya Grey Worm dan Missandei.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro