When I come home, my daughter will run to the door and give me a big hug, and everything that’s happened that day just melts away.
Hugh Jackman

5 Rahasia Menghadapi Si Batita

author
Hasto Prianggoro
Senin, 24 Juni 2019 | 16:00 WIB
|

 Membesarkan dan mengasuh anak-anak batita sungguh pekerjaan yang tak mudah. Di usia ini anak sedang ingin tahu segalanya dan tak jarang menguji batas-batas yang mampu mereka lewati. Nah, 5 tips di bawah ini akan membantu orangtua membawa anak melewati masa batita.

 

1. Beri anak keleluasaan

Usia batita merupakan usia dimana anak-anak berusaha keluar dari fase bayi ke fase “menjadi anak besar.” Mereka sudah memahami perbedaan antara masa bayi dan masa kanak-kanak. Mereka juga suka "menguji" seberapa besar rasa percaya orangtua terhadap mereka. Misalnya, pakai baju sendiri, naik turun tangga sendiri, dan sebagainya. Orangtua sebaiknya memberi ruang bagi anak untuk mengeksplor dunia mereka. Beri mereka independensi dan keleluasaan. Yang penting orangtua tetap mengawasi tingkah laku anak.

2. Bantu mengelola emosinya

Di usia 3 tahun, anak mulai bertanya-tanya apakah hanya dia sendiri yang merasakan sedih, iri, atau perasaan gembira? Mereka juga mulai lebih banyak menyampaikan hal-hal secara verbal sehingga orangtua lebih mudah mengenalkan dan melatih anak mengelola emosinya. Seiring perkembangan bahasa anak, masukkan kosa kata tentang emosi dalam percakapan sehari-hari. Misalnya, “Adek sedih, kan, lihat kucing itu kelaparan?”

Baca juga: Yuk, Intip Gaya Parenting “Jongkok” Pangeran William

3. Pastikan anak tahu bahwa orangtua menyayanginya

Anak batita akan mulai mengenal hal-hal yang menyenangkan, menyedihkan, dan sebagainya. Anak akan memastikan bahwa oranguta menyayangi dan mencintainya, bahkan ketika perilakunya tidak terkontrol. Ajarkan dan pandu anak melewati semuanya dengan cara yang tepat. Jika anak sedang kesal, peluk dia, tunjukkan bahwa kita sebagai orangtua akan selalu berada di sampingnya.

4. Beri contoh baik

Anak akan menirukan segala perilaku orangtua, baik maupun buruk. Karena itu tak ada cara lain selain menunjukkan contoh hal-hal baik kepada anak. Jangan beri ruang bagi anak untuk menirukan perilaku atau kebiasaan-kebiasaan buruk. Semakin banyak dan sering anak melihat perilaku positf dari orangtua maupun orang-orang dewasa di sekitarnya, anak pun akan menunjukkan perilaku seperti yang mereka lihat.

5. Ingat, Si kecil bukan anak remaja

Anak-anak batita tetaplah anak-anak yang masih butuh bantuan orangtua untuk mengelola emosi dan interaksi sosialnya. Orangtua harus sabar menghadapi segala tingkah dan perilaku anak. Ingat, mereka bukanlah teenager, melaikan threenager.

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro