Zaman telah berubah. Generasi milenial kini menghadapi stressor yang lebih berat dari generasi sebelumnya. Apa yang harus dilakukan agar tetap sehat?
Persaingan yang makin ketat baik di dunia pendidikan maupun dunia kerja dan kehidupan bisa memicu gangguan psikoneuroimunologi (psikis-saraf-sistem kekebalan tubuh) yang saling mempengaruhi.
“Ini seperti lingkaran setan. Kondisi psikis bisa mempengaruhi saraf dan sistem kekebalan tubuh, begitu seterusnya,” kata dr. Febri Kurniawati, Sp.PD, Spesialis Penyakit Dalam dari RS Medika Permata Hijau, Jakarta. Awalnya mungkin cuma karena pikiran, tetapi jika tak ditangani, akhirnya bisa menyebabkan penyakit organik. Misalnya asam lambung yang meningkat karena stres menghadapi ujian, kemudian jadi mual, muntah, atau diare.
Baca juga: Olahraga Untuk Milenial, Ini Pilihannya
Namun, bukan berarti kondisi ini tak bisa dicegah. “Zaman sudah maju, banyak pilihan untuk mengatasi stres. Tergantung kita, apakah mau stres terus, ataukah mencari jalan keluar atau yang disebut ventilasi,” kata Febri. Beberapa ventilasi adalah dengan curhat, support dari lingkungan, traveling, dan sebagainya. “Yang penting harus tahu dulu penyebab stresnya apa, kemudian didiagnosis. Misalnya pekerjaan menumpuk, sulit tidur, pola makan tidak teratur, dan sebagainya.”
Jika perlu, dilakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan penunjang lain, setelah itu dicari jalan keluar atau terapinya. “Nggak selalu obat-obatan, tetapi juga nutrisi, olahraga, latihan fisik, rekreasi. Yang terakhir baru terapi obat-obatan (farmakologi),” katanya.
Febri melanjutkan, “Pasien muda yang datang dengan keluhan tertentu akan kita sintesa dulu, apakah gangguan organik atau fungsional. Organik itu apakah ada penyakit di organnya?” kata Febri. Misalnya datang dengan keluhan sakit perut. Dicari tahu dulu apakah ada masalah di perutnya, misalnya ada luka lambung atau yang lain. Atau ternyata tidak ditemukan kelainan organik (gangguan fungsional) dan murni karena psikis. “Nah, gangguan psikis ini bisa juga lari ke penyakit organik. Jadi pemeriksaannya harus komprehensif, psikis maupun organik, karena akan saling mempengaruhi.”
Aktivitas fisik harus diatur supaya seimbang juga. Lebih baik lagi kalau rutin melakukan latihan fisik. “Idealnya 2 hari sekali dengan intensitas yang cukup sekitar 30 menit. Jenisnya disesuaikan dengan kemampuan, yang terbaik adalah olahraga-olahraga aerobik seperti senam, berenang, atau bersepeda,” tambah Febri.