Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts.
Winston Churchill

7 Mitos Seputar ASI yang Masih Dipercaya

author
Isna Triyono
Jumat, 19 Juli 2019 | 17:00 WIB
SHUTTERSTOCK |

Mitos seputar ASI kadang membuat ibu baru sedikit bingung dan takut.

Oleh karena itu, sebaiknya ketahui dulu mitos-mitos seputar ASI agar kamu bisa memilahnya sebagai hal yang enggak perlu dipercaya.

Apa aja mitos seputar ASI yang masih banyak dipercaya, terutama ibu baru?

1. Mitos: Payudara kendur karena menyusui.

Fakta: Payudara kendur disebabkan oleh kehamilan dan usia. Saat hamil, bentuk payudara semakin membesar dan mengendur ketika sudah tidak memproduksi ASI lagi. Begitupun seiring bertambahnya usia, payudara akan kendur.

Baca juga: Waspada, Ini Tanda Luka Bekas Operasi Caesar Infeksi

2. Mitos: Payudara dengan puting terbenam tidak bisa menyusui bayi.

Fakta: Bayi menyusu pada payudara bukan puting. Saat menyusu, mulut bayi melekat pada areola (daerah gelap di sekitar putting). Jadi, puting terbenam atau tidak, kamu bisa tetap menyusui bayi.

3. Mitos: Sambil menunggu ASI keluar setelah persalinan, bayi bisa diberikan susu formula.

Fakta: Saat bayi lahir, ia sudah punya ‘cadangan’ makanan yang ia peroleh dari plasenta. Selama 2 x 24 jam, bayi masih belum merasa lapar. Namun kamu harus tetap menyusui bayi dengan payudara langsung untuk merangsang produksi ASI.

4. Mitos: Produksi ASI ditentukan oleh jumlah asupan makanan ibu.

Fakta: Produksi ASI bertambah seiring semakin seringnya bayi menyusu. Karena prinsip produksi ASI adalah semakin banyak permintaan, maka semakin banyak pula ASI yang diproduksi.

5. Mitos: Setelah melahirkan, ibu perlu istirahat dan bayi ditempatkan di ruang khusus bayi.

Fakta: Jika semua kondisi normal, ibu yang baru saja melahirkan justru akan semakin bahagia dengan memeluk dan menimang bayinya. Perasaan sakit dan lelah akan hilang begitu melihat bayinya lahir dengan sehat dan selamat.

Baca juga: 7 Hal yang Sebaiknya Dihindari Pasca Operasi Caesar

6. Mitos: Saat mengalami sembelit, bayi di bawah 6 bulan boleh diberi air putih.

Fakta: Pemberian air putih justru mengurangi kapasitas ASI yang bisa masuk ke dalam lambungnya. Padahal dalam kondisi apapun, ASI justru bisa menjadi obat alami.

7. Mitos: Bayi diare tidak boleh diberi ASI.

Fakta: Justru untuk mencegah dehidrasi, bayi harus tetap disusui. Apalagi di dalam ASI terdapat antibodi yang membantu melawan infeksi dan mencegah bakteri berbahaya tumbuh di dalam usus halus bayi.

Penulis Isna Triyono
Editor Isna Triyono