For me, motherhood is learning about the strengths I didn’t know I had, and dealing with the fears I didn’t know existed.
Halle Berry

5 Kesalahan Saat Membedong Bayi

author
Isna Triyono
Senin, 5 Agustus 2019 | 10:54 WIB
SHUTTERSTOCK |

Hampir semua bayi di Indonesia pasti dibedong hingga umur tertentu.

Sebenarnya tujuan utama dan sebenarnya membedong bayi adalah untuk membuatnya nyaman dan seperti mendapat pelukan ketika masih di dalam rahim ibu.

Namun, beberapa orangtua justru tanpa disadari membuat kesalahan saat membedong bayi. Salah satu akibat fatal dari kesalahan saat membedong bayi adalah kematian mendadak atau dysplasia panggul, yaitu posisi panggul yang bergeser dan tidak sejajar satu sama lainnya.

Agar tidak mengalami hal demikian, orangtua perlu mengetahui kesalahan saat membedong bayi berikut ini.

1. Terlalu Ketat

Tujuan membedong adalah membuat bayi merasa nyaman dan tidak kedinginan. Namun bukan berarti kamu harus membedong bayi dengan ketat hingga tidak bisa bergerak. Bayi justru perlu tetap bergerak bebas untuk mengembangkan sistem syarafnya.

Baca juga: Ini Tanda Awal Autisme Pada Bayi

2. ‘Memaksa’ tangan atau kaki untuk lurus

Banyak orangtua salah kaprah membedong bayi dengan ketat dan ‘memaksa’ mengkondisikan tangan dan kaku bayi lurus. Padahal hal itu justru membuat risiko cedera. Saat dibedong, biarkan bayi dalam kondisi ternyaman, kamu tidak perlu memaksa tangan atau kaki bayi lurus.

3. Sepanjang hari

Bayi yang dibedong sepanjang hari akan lebih merasa nyaman dan cenderung terus tertidur, meski sudah waktunya minum susu. Jika dibiasakan hal it uterus-menerus, bayi akan lambat mengalami kenaikan berat badan, bayi juga jadi cenderung kurang aktif bergerak.

Baca juga: Lakukan 5 Hal Ini Untuk Menghadapi Bayi Saat Gerakan Tutup Mulut (GTM)

4. Tetap Dibedong Saat Bayi Memasuki Usia Aktif

Bayi mulai aktif bergerak miring ke kiri dan ke kanan antara usia 3-4 bulan. Di usia ini, sebaiknya kebiasaan membedong bayi mulai dikurangi atau bahkan dihentikan. Bayi yang memasuki usia aktif juga perlu bergerak bebas agar meningkatkan keterampilan morotiknya.

5. Tetap Dibedong Meski Bayi Meronta

Bayi meronta bisa ditunjukkan dengan salah satu tangannya yang keluar atau ikatan bedong yang terbuka. Itu artinya, bayi sudah membutuhkan ruang untuk bergerak dan bernafas bebas. Jadi jika bayi sudah menunjukkan tanda meronta tadi, sebaiknya segera buka bedongan.

 

Penulis Isna Triyono
Editor Isna Triyono