What it’s like to be a parent: It’s one of the hardest things you’ll ever do but in exchange it teaches you the meaning of unconditional love.
Nicholas Sparks

Anak Kritis Sehari Nanya 73 Kali

author
Hasto Prianggoro
Jumat, 16 Agustus 2019 | 12:00 WIB
| SHUTTERSTOCK

Punya anak yang rasa ingin tahunya besar atau kritis memang menyenangkan sekaligus bikin kewalahan menjawab. Anak kritis seperti ini melempar tak kurang dari 73 pertanyaan setiap hari.

 

Ya, 73 pertanyaan! Mereka mulai aktif bertanya saat berusia 3 tahun dan makin intensif mendekati usia 5 tahun. Pertanyaan “kenapa,” “apa,” “siapa,” “kapan,” “dimana,” dan “yang mana” terlontar ketika mereka melihat atau merasakan sesuatu yang menggelitik pikiran mereka. Rasa ingin tahu ini makin terasah ketika mereka belajar hal-hal baru dan kemampuan menerima berbagai infromasi mereka makin berkembang.

Kebanyakan, pertanyaan-pertanyaan tadi diajukan kepada orangtua, yang terkadang tak bisa memberi jawaban, atau menjawab tapi tidak memuaskan rasa ingin tahu anak. Tentu, pertanyaan-pertanyaan ini sangat bagus bagi anak karena mendekatkan mereka dengan  orangtua dan orang-orang di sekeliling mereka. Selain itu, dengan banyak bertanya, keterampilan komunikasi anak juga akan berkembang, otak makin terasah, dan mereka belajar hal-hal baru.

Baca juga: Anak Usia 3-5 Tahun, Life Skill Apa Saja yang Wajib Dimiliki?

Pertanyaan-pertanyaan biasanya dilontarkan ketika mereka berjalan-jalan, melihat hal-hal baru di lingkungan mereka, dan akan semakin kompleks seiring pertambahan usia. Beberapa pertanyaan favorit anak misalnya, “Kenapa kalau malam hari gelap?” “Kenapa langit warnanya biru?” “Darimana bayi berasal” “Kenapa manusia mati?” “Kenapa aku harus sekolah?” “Dimana sih Tuhan itu?”

Tapi, saking “kritisnya” anak, pertanyaan mereka seringkali membuat orangtua jadi terganggu dan menjawab sekenanya. Misalnya, “Kapan sih kita sampai? “Kok nggak jalan-jalan sih?” Toh, meskipun mengganggu, orangtua sebaiknya memberikan jawaban yang responsif dan setepat mungkin agar rasa percaya anak terbangun. Jika tidak, anak akan mencari orang yang bisa membuatnya puas, padahal belum tentu jawaban yang diberikan benar.

 

Penulis Hasto Prianggoro
Editor Hasto Prianggoro