Malu rasanya ketika si Kecil menolak memberi salam ketika diajak ke rumah teman atau tetangga. Tapi, pasti selalu ada alasan di baliknya. Kitalah yang harus memahami kemauan anak.
Pernahkah kamu membawa si Kecil ke rumah teman atau tetangga, tetapi si Kecil malah menunjukkan muka tak suka kepada tuan rumah? “Beda dengan orang dewasa yang sudah punya preferensi tipe orang seperti apa yang disuka, anak-anak batita belum mengembangkan kemampuan itu,” kata Sarah Rosensweet, pakar parenting dari Toronto seperti dikutip Today’s Parent.
Begitu juga ketika anak berinteraksi dengan teman-teman kecilnya. Perhatikan apa yang terjadi di antara mereka. Apakah teman si Kecil selalu mencoba merebut mainan yang tengah dipegang anak, atau bertindak agresif ketika konflik mulai muncul? Ini bisa saja embuat anak cemas dan tak memberi respons atau reaksi.
Jika ini yang terjadi, orangtua harus bisa menentukan strategi. Misalnya menyingkirkan mainan yang kira-kira baal menjadi barang rebutan antara si Kecil dan temannya. Atau, orangtua boleh melakukan intervensi saat pertengkaran d antara anak memanas, atau langsung memindahkan si Kecil ke ruangan sendiri. Yang penting, jaga emosi. Lakukan dengan penuh kasih sayang.
Baca juga: Anak Gampang Akrab Sama Orang Lain, Baguskah?
Bagaimana jika si Kecil enggan memberi respons terhadap orang dewasa? Ini lebih mudah dipahami. Bisa saja anak enggan atau malah takut karena teman atau tetangga terlalu bersemangat saat menyambutnya. Atau si Kecil memang tak bisa langsung bersikap hangat setiap kali bertemu orang asing atau orang baru. Tak menutup kemungkinan anak juga tak suka karena orang dewasa tersebut memberondongnya dengan ciuman dan pelukan sehingga malah membuat tak nyaman.
Orangtua harus bisa menjembatani dengan misalnya memberi tahu tamu bahwa si Kecil butuh waktu untuk kenal. Ini tak hanya membuat si Kecil merasa nyaman, tetapi juga mengajarkan pada anak nilai-nilai dan kebiasaan yang baik. Misalnya, anak jadi tahu bahwa kita tak boleh memaksakan keinginan begitu saja terhadap orang lain.
Ya, anak batita tak bakal memberi respons negatif begitu saja tanpa alasan. “Mereka sebetulnya mencoba memberitahu kita sesuatu. Kita sajalah yang terkadang tak paham bahasa anak,” lanjut Sarah.