Love as powerful as your mother’s for you leaves its own mark to have been loved so deeply .. will give us some protection forever.
J.K. Rowling

Jangan Pakai Cotton Bud, Ini Cara Bersihkan Telinga Bayi

author
Isna Triyono
Rabu, 4 September 2019 | 10:21 WIB
SHUTTERSTOCK |

Benarkah telinga bayi ada kotorannya?

Apakah kamu salah satu orangtua yang rutin membersihkan telinga bayi? Alasannya pasti karena ingin menjaga kebersihan bayi, kan?

Tapi tahu kah kamu bahwa yang selama ini kamu sebut kotoran telinga adalah serumen, yaitu kelenjar yang ada di dalam telinga dan bercampur dengan sel kulit mati dan debu?

Nah, pada bayi, serumen ini lebih lembut dan ringan. Oleh karena itu, cara membersihkannya pun harus hati-hati dan tidak bisa disamakan dengan orang dewasa.

Baca juga: Posisi Bayi Sungsang Jelang Persalinan? Lakukan Gerakan Ini

Berikut cara membersihkan telinga bayi.

1. Saat Mandi

Saat mandi adalah waktu terbaik untuk membersihkan telinga bayi. Saat terkena air, kotoran akan lebih mudah dibersihkan.

2. Waslap dan Air Hangat

Celupkan waslap ke air hangat setelah itu peras lalu bersihkan telinga bayi dengan lembut. Cukup bersihkan bagian luar telinga bayi, tidak perlu hingga ke bagian rongga telinga.

3. Kapas Bulat

Kamu juga bisa gunakan kapas bulat yang sudah dicelupkan ke air hangat dan diperas sampai kering agar tidak ada tetesan air yang masuk ke telinga bayi. bersihkan bagian luar dan belakang telinga.

Baca juga: Jangan Dihisap Pakai Mulut, Ini Cara Gunakan Alat Penyedot Ingus Bayi

4. Jangan Gunakan Cotton Buds

Menggunakan cotton buds justru akan mendorong kotoran semakin ke dalam dan berisiko terjadi penumpukan.

Pada dasarnya kotoran telinga bisa keluar dengan sendirinya tanpa harus dibersihkan. Apalagi pada bayi jarang terjadi kotoran telinga yang berlebihan. Jadi sebenarnya telinga bayi tidak perlu dibersihkan bagian dalamnya, cukup bersihkan bagian luar telinga.

5. Obat Tetes

Jika ditemukan kotoran bayi menumpuk dan keras, kamu bisa berkonsultasi pada dokter untuk penggunaan obat tetes khusus.

 

Penulis Isna Triyono
Editor Isna Triyono